REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sedikitnya 40 harimau Sumatera mati sepanjang 2011 akibat konflik. Padahal, spesies satwa tersebut hanya tersisa 400 ekor.
"40 ekor yang mati sepanjang tahun akibat konflik. Di Bengkulu, kemarin ada empat harimau yang diselamatkan dari perangkap harimau. Kalau tidak dicegah dari sekarang, bisa punah harimau kita," kata Dirjen Perlindungan dan Konservasi Alam (PHKA), Darori, Selasa.
Kebanyakan harimau Sumatera mati karena konflik yang terjadi baik dengan masyarakat maupun pemburu liar. Di luar negeri, kulit harimau sumatera dijual dengan harga tinggi.
Harimau (Panthera tigris) memiliki sembilan subspesies di dunia, namun tiga spesies di antaranya sudah punah. Dua subspesies di Indonesia yang sudah punah yakni Harimau Jawa dan Harimau Bali.
Country Director Wildlife Conservation Society, Noviar Andayani, menjelaskan satu subspesies yang punah lainnya adalah Harimau Kaspia. Sementara satu subspesies lain, yakni Harimau China Selatan (Panthera tigris amoyensis), juga punah secara fungsional karena kehilangan habitat dan buruan.
"Lima spesies lainnya bisa segera punah jika tak ada perhatian lebih lanjut atas habitat mereka. Saat ini tersisa hanya 3.200 harimau di dunia," katanya. "Tanpa respons segera untuk menyelamatkan harimau, harimau liar akan punah pada 2022.''