REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga Senin (16/1) sing, banjir masih menggenangi beberapa wilayah di Banten. Enam daerah banjir adalah Kabupaten Lebak, Pandeglang, Serang, Kota Serang, Kota Cilegon, dan Tangerang. Meski demikian, debit sungai Ciujung telah surut. Jalan tol Merak-Jakarta sudah bisa dilalui dari dua arah.
"Tidak ada lagi pengungsi di jalan tol. Pengungsi yang sebelumnya mengungsi di jalan tol sudah kembali ke rumah masing-masing. Pengungsi masih ada di beberapa tempat," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Senin, melalui pesan singkatnya.
Beberapa pengungsi itu terdapat di beberapa kecamatan, seperti di Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak (1.355 KK), Rangkas (675 KK), dan Kalanganyar (125 KK). Di Kabupaten Pandeglang masih ribuan pengungsi tersebar di 13 titik pengungsi.
Sementara di Kabupaten Tangerang, banjir justru meningkat. Banjir terjadi di permukiman akibat hujan deras. Sekitar 800 pengungsi dari Kampung Bojong dan Pasir Nangka akan dievakuasi karena banjir sekitar 1 - 1,5 meter. Hingga saat ini banjir menyebabkan tiga orang meninggal dunia, yaitu seorang meninggal akibat longsor di Kecamatan Lebak Gedong dan dua orang hanyut di Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak. Sebanyak 35 rumah roboh dan hanyut. Sedangkan, rumah yang terendam mencapai 17.084 rumah.
Penanganan darurat banjir terus dilakukan BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten maupun BPBD kabupaten/kota. Bantuan peralatan dan logistik yang sudah didistribusikan.
Daerah yang terlanda banjir merupakan daerah langganan banjir. Hampir setiap tahun banjir terjadi di daerah tersebut. Di tol Jakarta Merak pun beberapa kali terendam banjir, seperti tahun 1996, 1999, 2001, 2002, 2004, 2007, dan 2012. Ancaman banjir terus meningkat seiring perubahan penggunaan lahan, urbanisasi, dan perubahan pola hujan. "Untuk itu pengurangan risiko bencana hendaknya menjadi prioritas pembangunan di Banten," kata Sutopo.