REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Anggaran penelitian dan pengembangan pertanian Indonesia terendah dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Pemerintah pun berencana meningkatkannya secara bertahap. Peningkatan anggaran riset ini dilakukan untuk mendukung upaya peningkatan produktivitas pertanian.
"Peningkatan anggaran riset dan pengembangan mau tidak mau memang harus dilakukan secara bertahap," kata Menteri Pertanian Suswono di sela rapat kerja nasional pembangunan pertanian 2012 di kantor Kementerian Pertanian Jakarta, Rabu (11/1).
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian, Haryono menambahkan, dalam beberapa tahun terakhir pemerintah sudah meningkatkan alokasi anggaran penelitian dan pengembangan pertanian meski tidak dalam jumlah besar.
Anggaran penelitian dan pengembangan pertanian tahun 2010 yang mencapai Rp 860 juta ditambah menjadi Rp 1 triliun pada 2011 dan kembali ditingkatkan menjadi Rp 1,436 triliun tahun ini.
"Tapi dari jumlah itu 40 persen diantaranya untuk gaji karyawan. Kami punya 8.000 pegawai dengan jumlah peneliti sekitar 1.700 orang. Juga ada alokasi untuk pemeliharaan fasilitas. Anggaran untuk operasional penelitian setiap balai hanya sekitar 30 persen," imbuhnya.
Menurut dia, selanjutnya anggaran penelitian dan pengembangan pertanian paling tidak perlu ditingkatkan hingga dua kali lipat dari yang sudah dialokasikan tahun ini menjadi sekitar Rp2,872 triliun.
"Tidak bisa langsung ditingkatkan terlalu tinggi juga, karena itu perlu didukung kesiapan sumber daya manusia," ujarnya.
Haryono menjelaskan, selama ini 90 persen kegiatan penelitian pertanian masih dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian serta sisanya dilakukan oleh lembaga penelitian pemerintah yang lain dan perguruan tinggi.
"Kegiatan penelitian yang dilakukan pada pokoknya ada tiga yakni yang sifatnya jangka panjang seperti penelitian varietas baru, penelitian strategis dan penelitian untuk mendukung pembangunan pertanian tahun berjalan," katanya.
Ia juga mengatakan, tahun ini penelitian pertanian utamanya diarahkan pada pencapaian swasembada pangan berkelanjutan, peningkatan diversifikasi pangan dan nilai tambah produk, serta peningkatan kesejahteraan petani.
Berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian antara lain ditargetkan mampu menghasilkan teknologi pembenihan dan pembibitan, rekomendasi waktu dan pola tanam, rekomendasi pupuk dan kebutuhan pupuk, varietas tanaman unggul, serta teknologi penanganan pascapanen dan pengolahan pangan.