REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meski pemerintah sudah memberlakukan moratorium TKI, masih banyak WNI nekat yang mencari cara untuk bisa pergi dan bekerja di negara tujuan, seperti Saudi Arabia.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar tak memungkiri keberadaan laporan tentang TKI yang bandel dan tetap pergi ke negara terkait.
“Ada laporan, TKI singgah ke Malaysia dan Singapura untuk berangkat ke Saudi Arabia,” katanya. Tetapi, ia menegaskan kepastian mengenai ulah para TKI itu harus dicek ulang.
Menurut dia, transit yang dilakukan para TKI nekat akan membahayakan keselamatan dan hak-hak yang seharusnya mereka dapatkan di negara tujuan. Ia mengakui pencegahan dan pelarangan TKI lebih mudah ditangani di dalam negeri, terutama setelah diberlakukannya moratorium TKI selama hampir enam bulan.
“Kalau TKI itu berangkat dari bandara dalam negeri, itu masih bisa kita atasi. Tetapi, yang sulit kalau mereka perginya dari negara lain atau transit,” katanya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayat mengatakan banyaknya TKI yang transit di negara lain tidak bisa diartikan sebagai TKI-bandel. “Itu yang bekerja adalah sindikat perdagangan orang. TKI hanya menjadi korban,” katanya.
Menurut dia, pemerintah seharusnya lebih serius untuk benar-benar menekan kepergian TKI ke negara yang diberlakukan moratorium. Bukan hanya dianggap tak serius, pemerintah pun tidak memberikan alternatif lapangan pekerjaan lain kepada para calon TKI.
“Belum lagi penegakkan hukum yang tidak jalan termasuk tidak ada koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah,” katanya.