REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia merilis jumlah korban tewas dalam kerusuhan di Pelabuhan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat berjumlah tiga orang. Namun Mabes Polri tetap bersikukuh jumlah korban tewas dalam kerusuhan itu berjumlah dua orang.
"Adanya kesimpangsiuran masalah jumlah korban tewas di Bima, dari data kita (Polri) tetap dua orang," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Saud Usman Nasution dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (5/1).
Saud menjelaskan dua orang korban tewas tersebut didapat dari hasil kerjasama dengan bidan desa, dokter puskesmas dan pihak kedokteran dan kesehatan Polri. Ia menduga adanya penambahan satu orang korban tewas dari Komnas HAM, termasuk dengan kematian Syarifudin pada hari yang sama saat kerusuhan terjadi yaitu pada 24 Desember 2011.
Padahal Syarifudin meninggal dunia disebabkan sakit perut sejak 24 Desember 2011 pukul 07.00 WIB dan kemudian meninggal dunia sekitar pukul 15.00 WIB. Hal ini berdasarkan keterangan dari kakak kandung Syarifudin, Hasanudin, yang mendampingi Syarifudin selama sakit.
"Dia sakit dan pada hari itu dia juga tidak ke mana-mana dan tidak ikut berunjuk rasa. Syarifudin juga tidak dibawa ke rumah sakit. Jadi dia bukan korban akibat kerusuhan di Bima," tegas mantan Kepala Densus 88 ini.