Selasa 03 Jan 2012 19:48 WIB

Berbisnis Sambil Dakwah? Mengapa Tidak

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Berbisnis tidak semata berorientasi dunia. Dalam bisnis juga terdapat nilai-nilai dakwah. Persoalannya, tak sedikit pengusaha, utamanya Muslim, hanya mengejar dunia tapi melupakan akhirat.

Pemilik restoran Ayam Bakar, Mas Mono mengatakan Nabi Muhammad SAW diawal adalah pedagang. Lalu beliau mencontohkan bagaimana dalam berdagang terdapat nilai-nilai agama seperti mengurangi timbangan, takaran dan kecurangan lainnya.

"Saya misalnya, dalam aturan tertulis perusahaan mensyaratkan kepada karyawan untuk shalat dhuha, itu merupakan bentuk absensi. Lalu saat shalat jum'at kita tutup. Manfaatnya luar biasa lho mas," kata dia saat berbincang dengan Republika.co.id, selepas acara Bincang Bisnis Republika bersama Mas Mono, Selasa (3/12).

Manfaat itu, kata dia, terlihat bagaimana ia menjaga karyawan demikian banyaknya. Ambil misal, jumlah karyawan mencapai 100 orang. Artinya, ada 100 karakter yang mesti dijaga.

"Apakah bisa menjaga 100 orang?. Melalui aturan itu, kita membuat mereka menjaga diri sendiri. Perlahan, mereka tidak akan melakukan hal-hal yang merugikan perusahaan. Di akhir, mereka akan bergerak sendiri bukan karena aturan tapi karena Allah SWT," kata dia.

Itulah, ungkap mas Mono, yang dimaksud dengan bisnis sembari berdakwah." Pengusaha itu dapat berperan seperti ustadz kepada para santri. '"Perusahaan ibarat pondok pesantren," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement