Rabu 28 Dec 2011 18:14 WIB

Diduga Diancam, Wanita dan Anak-anak ikut Blokade Pelabuhan Sape

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Pelabuhan Sape, Bima, ketika masih diblokade massa
Foto: sumbanews
Pelabuhan Sape, Bima, ketika masih diblokade massa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kondisi Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), sudah kondusif. Tidak adalagi jalan yang diblokir. Pelabuhan sudah beraktifitas normal. Kantor-kantor swasta dan pemerintahan sudah dipenuhi pegawai.

“Alhamdulillah, sekolah-sekolah juga sudah beraktifitas kembali,” jelas Kabid Humas Polda NTB, Ajun Komisaris Besar Sukarman Husein, saat dihubungi, Rabu (28/12). Dia mengatakan masyarakat saat ini sudah kembali beraktifitas normal.

Kondisi normal ini dimanfaatkannya untuk mengembangkan proses penyelidikan dan penyidikan terkait adanya ancaman dari mereka yang mengatasnamakan Front Rakyat Anti Tambang. Sukarman menyatakan mereka adalah sekumpulan orang yang merekrut masyarakat untuk berdemonstrasi dengan menutup Pelabuhan Sape, beberapa waktu lalu.

“Masyarakat menyatakan ada ancaman bagi mereka yang tidak mau mengikuti aksi penutupan pelabuhan,” imbuhnya. Ancaman berupa pembunuhan dan pembakaran rumah tinggal, didengungkan oleh perekrut agar banyak masyarakat ikut menutup pelabuhan.  Diduga takut terhadap ancaman itu masyarakat mulai perempuan hingga anak-anak, yang berkumpul di pelabuhan Sape.

“Mereka yang mengancam itu termasuk dalam 47 tersangka yang sudah kami tahan,” jelasnya. Saat ini proses penyidikan terus dilakukan untuk diketahui motif dibalik melakukan ancaman tersebut

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement