Selasa 20 Dec 2011 10:17 WIB

Negara Gagal Lindungi Anak

Rep: Prima Restri/ Red: Stevy Maradona
Dua anak jalanan penjual koran, duduk di emperan pintu masuk salah satu mal di Surabaya. Anak jalanan rawan jadi korban human trafficking.
Foto: Antara/Eric Ireng
Dua anak jalanan penjual koran, duduk di emperan pintu masuk salah satu mal di Surabaya. Anak jalanan rawan jadi korban human trafficking.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Berbagai bentuk pengabaian dan pelanggaran hak anak di Indonesia sepanjang 2011 yang meningkat menunjukkan bahwa pemerintah,masyarakat,keluarga dan orang tua gagal melindungi dan memenuhi hak anak. Ini mengemuka pada Catatan Akhir Tahun Komisi Nasional Perlindungan Anak 2011 di Jakarta, Selasa (20/11).

Gagalnya bangsa melindungi anak terlihat dari meningkatnya jumlah pengaduan berbagai pelanggaran hak anak yang diterima Komnas PA 2011.Dibanding 2010 sebanyak 1.234 pengaduan naik 98 persen menjadi 2.386 pengaduan.

''Dalam laporan tidak saja kuantitasnya bertambah namun bentuk pelanggaran mengarah pada sadisme,'' tutur Ketua Umum Komnas PA,Arist Merdeka Sirait. Dan juga semakin kompleksnya modus pelanggaran hak anak.

Dicontohkan pengaduan hak asuh (khususnya perebutan kuasa hak asuh pasca perceraian) mendominasi pengaduan. Selain itu yang menjadi catatan Komnas PA diantaranya masih ada 55 persen anak belum memiliki akta lahir dan kekerasan di lingkungan sekolah dimana tercatat 339 kasus tawuran di 2011,angka gizi buruk anak balita yang masih mencapai 2 juta (data Komnas PA).

Serta masih lemahnya perlindungan khusus diantaranya bagi anak berhadapan dengan hukum (ABH) yang sepanjang 2011 Komnas PA menerima 1.815 pengaduan (anak sebagai pelaku diajukan ke pengadilan) dan kasus pembuangan bayi yang meningkat menjadi 186 kasus di 2011 dari 104 kasus di 2010. Serta laporan kasus perdagangan anak yang masih terus terjadi dan meningkat jadi 480 kasus di 2011 dari 412 kasus di 2010.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement