REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Sidoarjo menggelar aksi demo dengan menutup mulut menggunakan uang mainan pecahan seratus ribu dan lima puluh ribu dalam rangka memperingati Hari Antikorupsi Se-dunia.
Koordinator aksi, M Anwari, Jumat, mengatakan, aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes atas masih maraknya aksi korupsi yang dilakukan oleh sejumlah pejabat publik yang ada di lingkungan Kabupaten Sidoarjo.
"Dengan adanya aksi ini kami meminta kepada para penegak hukum untuk terus melakukan penindakan terhadap kasus korupsi yang saat ini terus merajalela di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur," katanya.
Para mahasiswa itu ingin, para koruptor tersebut dihukum dengan hukuman yang setimpal sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya.
Apalagi, kata dia, uang korupsi tersebut merupakan uang rakyat yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat dan bukan untuk kepentingan pribadi para koruptor tersebut.
Ia mengemukakan, saat ini, ada sejumlah kasus korupsi yang diduga dilakukan oleh oknum Pemerintah Kabupaten Sidoarjo di antaranya kasus peminjaman uang yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Delta Tirta Kabupaten Sidoarjo.
"Intinya kami ingin, para penegak hukum tersebut cepat bertindak dalam menangkap dan memproses hukum para pelaku tindak pidana korupsi supaya tidak merugikan negara lebih banyak lagi," katanya.
Dalam aksinya tersebut, sejumlah mahasiswa menempelkan uang kertas mainan pecahan seratus ribu dan lima puluh ribu di mulut mereka sebagai bentuk masih adanya korupsi di Kabupaten Sidoarjo ini.
Pada aksi yang dilakukan di depan kantor Pemerintah Kabupaten Sidoarjo itu, para mahasiswa juga membawa sejumlah poster yang berisi tentang tuntutan mereka untuk segera menuntaskan kasus hukum yang ada di Kabupaten Sidoarjo.