REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sekitar 48 persen remaja mengaku, lebih takut hamil dibandingkan dosa ketika melakukan hubungan seksual pra nikah. Sementara, hanya empat persen yang menyatakan benar-benar takut dosa. Hal ini terungkap dalam survey yang dilakukan DKT Indonesia bekerja sama dengan Sutra and Fiesta Condoms.
Yang lebih mengejutkan, kebanyakan memutuskan aborsi untuk mengatasi kehamilan. "Survey kami lakukan terhadap 462 responden yang mengaku pernah berhubungan seksual. Sebanyak 160 responden memiliki rentang umur 15 sampai 19 tahun, sedangkan sisanya 20 sampai 25 tahun. Sebanyak 48 persen memilih aborsi pada semua kehamilan yang terjadi. Kebanyakan berusia 15 sampai 19 tahun dengan jumlah 53 persen," ujar Senior Brand Manager Sutra and Fiesta Condoms, Pierre Frederick.
Hasil survey yang sama menyebutkan, 48 persen menggunakan jamu sebagai alat aborsi. Sementara 39 persen memilih obat. Sebanyak 28 persen memilih aborsi ke klinik. Sedangkan 11 persen memilih ke dukun bayi.
"Kebanyakan remaja tidak memeroleh informasi yang tepat mengenai seks. Akibatnya ketika kehamilan terjadi, sebagian remaja tidak siap. Sehingga mengambil langkah cepat untuk mengatasinya," ujar Psikolog Seksual Zoya Amirin.
Ia menambahkan, pengetahun tentang seks sebaiknya diberikan sejak dini. Hal tersebut untuk mencegah remaja memperoleh informasi dari sumber yang salah.
"Keluarga memegang peranan penting. Di situ remaja memeroleh pengetahuan awal tentang seks. Seks bukan hal yang tabu. Remaja wajib tahu. Hal ini untuk membentengi mereka dari informasi yang salah," ujar Zoya.