REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Duta Komodo, Jusuf Kalla (JK), menyatakan masyarakat Indonesia tidak boleh berdiam diri setelah kemenangan Taman Nasional Komodo sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia alam.
Masyarakat, kata JK, harus melakukan inisiatif supaya komodo juga mendatangkan keajaiban bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Harus terdapat kombinasi antara masyarakat dengan pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Harus ada inisiatif dari masyarakat serta kedisiplinan tinggi dari pemerintah daerah," ujar JK saat menjadi keynote speaker pada seminar Komodo The Seven Wonders: 'What's Next' di Universitas Paramadina, Rabu (7/12).
JK menyarankan yang pertama kali mesti dilakukan adalah membuat master plan. Untuk membuat hal tersebut dibutuhkan koordinasi dengan berbagai aspek seperti asosiasi travel dan asosiasi pemandu wisata (guide).
"Harus ada identifikasi masalah. Menyangkut berbagai aspek seperti transportasi. Jika sebelumnya hanya ada tiga kali penerbangan ke NTT dalam seminggu, maka ke depan harus ada lima kali sehari," katanya.
JK kembali mengingatkan bahwa Pulau Komodo berbeda dengan Bali yang merupakan 'mass tourism'. Pulau Komodo, kata dia, merupakan 'special destination' yang tidak akan bisa menjadi seperti di Bali. "Meskipun demikian, bagian NTT lain di luar Pulau Komodo bisa juga menjadi mass tourism," kata JK.
Menurut JK, melalui tahap operasional melestarikan komodo ini seharusnya lebih mudah ketimbang saat melalui tahap kampanye. Ia mengaku bangga karena komodo berhasil mempersatukan bangsa setelah hanya dalam waktu 25 hari ratusan juta SMS masuk untuk mendukung komodo yang berujung pada kemenangan Pulau Komodo sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia alam.