Jumat 02 Dec 2011 11:27 WIB

Pengamat Intelijen: Amat Gampang bagi Pihak Asing Mata-matai Indonesia

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Siwi Tri Puji B
Aksi spionase (ilustrasi).
Foto: gadabimacreative.blogspot.com
Aksi spionase (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat intelijen, Wawan Purwanto, menyatakan praktik spionase yang dilakukan pihak asing di Indonesia sangat mudah terjadi, karena mereka memanfaatkan teknologi canggih. Untuk mendapatkan kondisi demografis dan geografis Papua, misalnya, mereka bisa memfoto melalui udara ataupun satelit.

Selain itu, mereka bisa mendapatkan informasi intelijen dengan menghubungi intelijen di London, New Zealand, dan sejumlah negara yang tidak jauh dari Papua.

Wawan membeberkan sejumlah poin yang harus diwaspadai terkait dengan adanya peneliti asing di Papua. Pertama, jangan sampai peneliti asing mencoba mendekati pihak militer. Kedua jangan sampai mereka mempertanyakan keberadaan militer di Papua.

Keduanya disinyalir sebagai upaya asing untuk menguak alutsista militer dan sebaran pasukan. Terlebih lagi jika mereka mengatahui informasi terkait pasukan-pasukan khusus yang di tempatkan di Papua. "Ini berbahaya," jelasnya.

Terkait praktik spionase asing, pihak BIN menyatakan pernah menyarankan kepada clearance house Kemenlu untuk tidak memperpanjang izin penelitian sejumlah peneliti asing yang tergabung dalam LSM luar negeri. "Kita selalu mengawasi orang asing beserta kelompok-kelompoknya," jelas Deputi II BIN, Agus Putranto. Pihaknya mengaku memang fokus kepada mereka sebagai target pengawasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement