REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO--Jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang masih bertahan di Yaman berkisar 2.300 orang lagi setelah ratusan orang sudah dievakuasi ke Indonesia akibat memburuknya keamanan di negara itu.
"Jumlah WNI berkisar 2.300 orang lagi, dan sejauh ini mereka belum ingin dievakuasi," kata Duta Besar RI untuk Yaman, Nurul Aulia, yang dihubungi dari Kairo, Rabu malam.
Menurut Dubes Aulia, WNI yang umumnya bermukim dan Hadramaut, Yaman Timur, itu merasa aman dan enggan dievakuasi karena ingin melanjutkan kuliah di sana.
Sebelumnya, Kedutaan besar Republik Indonesia (KBRI) Sanaa telah melakukan empat kali evakuasi mencakup ratusan orang ke Indonesia antara April dan Juni lalu.
Terkait WNI korban jiwa, Dubes Aulia menjelaskan, korban meninggal ada dua orang dan dua orang lagi menderita luka-luka.
Dua mahasiswa Indonesia yang meninggal akibat terkena tembakan oleh perusuh yang menyerang kampus mereka telah dimakamkan di perguruan Darul Hadits (Sunni salafi) di desa Dammaj, Sa"adah, sekitar 150 km utara Sana'a, katanya.
Disebutkan, korban meninggal tersebut masing-masing bernama Muhammad Soleh Bin Syamsul Bahri asal Batubara, Medan, Sumut, dan Jamiri Abdullah asal Kuala Simpang, Nangroe Aceh Darussalam.
Adapun dua mahasiswa lagi yang menderita luka-luka, yaitu Abdul Hadi asal Medan dan Abu Yusuf dari Ambon, Maluku, kini di rawat di klinik perguruan Darul Hadits Sanaa, kata Dubes Nurul Aulia.
Sementara itu, krisis politik di negeri paling selatan Jazirah Arab tersebut belum menunkkan tanda-tanda mereda meskipun Presiden Ali Abdullah Saleh telah menandatangani kesepakatan penyerahan kekuasaan atas prakarsa Dewan Kerja Sama Teluk.
Bentrokan berdarah antara pemrotes anti-pemerintah dengan pihak keamanan masih membara di ibu kota Sanaa dan sejulah kota lainnya.