Selasa 29 Nov 2011 18:31 WIB

Warga Was-was Suramadu Bernasib Sama dengan 'Golden Gate'

Rep: Ahmad Reza Savitri/ Red: Chairul Akhmad
Jembatan Suramadu
Foto: Antara
Jembatan Suramadu

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Runtuhnya Jembatan Tenggarong yang terkenal dengan sebutan “Golden Gate” Kalimantan, pada Sabtu (26/11) lalu, tak hanya membawa dampak bagi warga Kalimantan sendiri, tapi juga warga di Surabaya dan Madura.

Bagaimana tidak, beban psikologis atas runtuhnya Tenggarong harus berkecamuk di benak sejumlah warga yang acap kali melintas di Suramadu. Gusti Abdullah contohnya. Pria kelahiran 32 tahun silam ini mengaku menjadi ‘was-was’ ketika melintas di jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa di Surabaya dan Pulau Madura di Bangkalan itu.

Kekhawatiran Gusti bukan tanpa alasan. “Tenggarong saja runtuh tiba-tiba,” ungkap Gusti menerangkan alasan kekhawatirannya, Selasa (29/11). Terlebih lagi akibat adanya pemberitaan besar di balik runtuhnya jembatan yang ada di Kutai Kartenegara, Kalimantan Timur itu.

Hal senada diungkapkan Tarmi Sulistyo (35), penjaja makanan di tepian laut atau bawah Jembatan Suramadu. Sebelum Jembatan Tenggarong runtuh, ungkapnya, omzetnya berdagang makanan dan minuman masih sangat mencukupi, yakni antara Rp 300 ribu – Rp 500 ribu tiap harinya.

Namun kini, sambungnya, orang menjadi takut untuk berkunjung ke Suramadu pasca kejadian tersebut. “Mungkin orang-orang takut kalau Suramadu roboh juga,” ujarnya ketika ditemui di kedainya.

Tarmi mengaku berjualan sejak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan peresmian, Juni 2009. Saat itu, kata dia, orang berbondong-bondong datang untuk melihat pembuatan jembatan.

Bagaimana tidak, dengan panjang sekitar 5.438 meter, Suramadu menjadi jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Karena itu, tak ayal, jembatan dengan tiga bagian itu—jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge)—menjadi medan magnet bagi para pengunjung.

Dengan lebar sekitar 30 meter, Suramadu menyediakan empat lajur dua arah selebar 3,5 meter dengan dua lajur darurat selebar 2,75 meter. Namun, kondisi ruas jalan pada bagian sisi Suramadu, atau lajur sepeda motor, masih banyak mengalami kerusakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement