REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – PT Bukaka Teknik Utama membantah pihaknya lalai hingga menyebabkan runtuhnya jembatan Kutai Kartanegara. Untuk membuktikannya, perusahaan menunggu hasil investigasi Kementerian Pekerjaan Umum terkait penyebab kecelakaan tersebut.
Direktur Utama Bukaka, Irsal Kamaluddin menyatakan, perusahannya memang mendapatkan proyek pengencangan baut jembatan tersebut pada Oktober lalu. Namun, saat peristiwa tersebut terjadi, perusahaan belum melakukan pekerjaan apapun di atas jembatan.
“Kami baru mendapatkan izin persiapan perbaikan jembatan. Belum izin pengerjaannya,” katanya, Selasa (29/11). Menurutnya, bila pekerjaan telah dimulai, maka jembatan pasti ditutup sementara. “Sedangkan pada hari itu jembatan masih bebas digunakan oleh masyarakat. Tidak ada penutupan jalan,” katanya.
Meskipun demikian, dia mengakui pada hari kejadian terdapat sejumlah pekerjanya yang melakukan persiapan di jembatan. “Ada 11 orang karyawan kami di sana. Satu orang ikut tewas, sedangkan 6 orang lainnya belum ditemukan,” katanya. Saat itu menurutnya, mereka sedang menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan pemeliharaan. “Alat-alat itu baru sampai di Tenggarong,” katanya.
Lagipula lanjutnya, para karyawan Bukaka melakukan persiapan di sisi kiri jembatan. Sementara jembatan tersebut rubuh dari sisi sebelah kanan. “Jadi bila ada karyawan kami yang membuka baut jembatan, tentu yang rubuh duluan di bagian kiri,” ujarnya. Dia menyatakan, perusahaannya sama sekali tidak melakukan pelepasan baut.
Namun dua minggu sebelumnya, perseroan memang melepas mur. Tetapi menurutnya, mur tersebut bukanlah bagian vital jembatan. “Mur itu hanya alat keselamatan tambahan. Kami perlu membukannya untuk melihat spesifikasi mur tersebut. Agar bisa diganti dengan jenis yang sama,” katanya. Tetapi mur itupun lanjutnya, telah dipasangkan kembali di jembatan.
Dilihat dari kondisi, Irsal berpendapat jembatan tersebut tampak baik-baik saja dari luar. Kondisinya masih terlihat bagus. Namun tampak luar saja tidak bisa benar-benar menjelaskan kondisi jembatan tersebut. “Seperti orang sakit, bisa saja di luarnya tampak sehat. Namun ternyata dia menderita penyakit kronis di dalam tubuhnya,” katanya.
Oleh karena itu, dia mempersilahkan Kementerian PU melakukan investigasi menyeluruh terkait insiden tersebut. Sehingga diketahui penyebab runtuhnya jembatan Kutai Kartanegara. “Biarkan hasil invetigasi tersebut membuktikan kami tidak lalai,” katanya.