REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Meski pengembangan ekonomi kreatif baru saja dilakukan, Pemerintah menargetkan target kontribusi ekspor bisa mencapai 12 persen hingga tahun 2015. Saat ini kontribusi ekonomi kreatif terbilang cukup besar yaitu, 9,2 persen untuk keseluruhan total ekspor dari dalam negeri.
‘’Target kami di dua periode, yaitu 2010-2015 dan 2015 hingga 2025,’’ tutur Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Hesti Indah Kresnarini, dalam konferensi pers Wahana Kreatif 2011, di Kementerian Perdagangan, Kamis (24/11).
Menurut Hesti sebenarnya hingga kini, ekonomi kreatif memiliki kontribusi yang cukup signifikan bagi produk domestik bruto dan ekspor. Rata-rata, ujar dia, kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB dari tahun 2002 hingga 2008 mencapai 7,8 persen atau senilai Rp 139,9 triliun.
Selain itu jika ditinjau dari sisi ekspor, rata-rata kontribusinya pada periode 2002-2008 mencapai 9,2 persen. Bahkan, tambah Hesti, kontribusinya terus meningkat dari tahun ke tahun, seperti pada tahun 2008 kontribusi terhadap PDB sebesar 7,28 persen akan tetapi di tahun 2009 meningkat menjadi 7,6 persen.
Sebenarnya sejak 2008, Pemerintah telah membuat cetak biru pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Dalam cetak biru itu, menurut Hesti dibuat dua periode pengembangan dan target terhadap PDB dan ekspor Indonesia. Hanya saja target tersebut akan dievaluasi tiap tahunnya dan disesuaikan dengan kondisi ekonomi Indonesia, khususnya pertumbuhan ekonomi. ‘’Cuma meski banyak negara mengurangi target perekonomian, dan berpengaruh kepada ekspor, tapi kita masih yakin ekonomi kreatif bisa mencapai target,’’ ujar dia.
Oleh karena itu, Pemerintah pun memiliki target tersendiri yaitu, target kontribusi industri kreatif terhadap PDB hingga dari tahun 2010 hingga 2015 bisa mencapai sebesar 7-8 persen. Sementara itu, target kontribusi ekonomi kreatif pada periode 2015 hingga 2025 terhadap bisa mencapai 9 persen. Sedangkan untuk ekspor target dari tahun 2010-2015 sebesar 11-12 persen dan tahun 2015-2025 sebesar 12-13 persen.
Sejauh ini Pemerintah berupaya terus mendukung ekonomi kreatif karena basis utamanya berasal dari ide dan kreativitas. Lagipula produk-produk ekonomi kreatif biasanya memiliki nilai tambah yang lebih tinggi. Dan bukan hanya itu,pengembangan ekonomi kreatif juga dilakukan agar bisa mendiversifikasi jenis produk ekspor Indonesia. ‘’Ujungnya kita bisa meningkatkan daya saing dari produk nasional,’’ ujar dia.
Karenanya, ujar dia, Kemendag akan terus mendukung pengembangan ekonomi kreatif melalui kegiatan promosi dagang dan pendampingan bagi pelaku usaha. Hal ini dilakukan agar produk-produk yang dihasilkan bisa sesuai dengan yang diinginkan konsumen dari dalam dan luar negeri. Cuma memang Hesti mengakui bahwa hingga saat ini masih banyak ekonomi kreatif yang kesulitan dalam hal pembiayaan.
Ia pun meminta agar Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia bisa segera membuat skema khusus untuk pembiayaan bagi industri ekonomi kreatif. ‘’Mungkin perlu ada badan khusus yang menangani hal ini,’’ ujar dia.