REPUBLIKA.CO.IDSEMARANG -- Desakan berbagai pihak untuk mengalihkan rute tol Semarang-Solo seksi II jalur Ungaran-Bawen yang melewati kawasan Lemah Ireng tak akan dilakukan. Pelaksana tol bersikukuh menggunkaan rute tersebut karena dianggap paling efektif.
Pasalnya jika digeser akan memunculkan dampak sosial karena melewati area perkampungan. Direktur Teknik dan Operasi PT Trans Marga Jawa Tengah (TMJ), Ari Nugroho mengatakan berdasarkan pemantauan dari peta Google, rute Lemah Ireng jika digeser akan menabrak lebih banyak pemukiman masyarakat. Oleh karena itu, menurut dia, pada ruas trol sepanjang 11,9 km tersebut nantinya akan banyak belokan karena menghindari perkampungan dan fasilitas umum lainnya.
"Walau tidak terlibat dalam perencanaan, tapi saya yakin rute ini paling efektif dan efisien," ujar Ari, Rabbu (23/11). Oleh karena itu, lanjutnya, dalam pembangunan tol Semarang-Solo ini pemerintah tak hanya memperhatikan rute dengan jarak yang paling dekat, melainkan juga memikirkan dampak sosial yang akan muncul dari pembangunan tersebut. Ia mengatakan, jika rute tol nanti melewati perkampungan, maka diperkirakan akan muncul berbagai masalah dan hambatan yang dapat merugikan target penyelesaian pembangunan.
Apalagi pemerintah pusat telah memerintahkan untuk mempercepat proses pembangunan dari 23 bulan menjadi 18 bulan. TMJ juga mendesak Tim Pembebasan Tanah (TPT) untuk segera merelokasi fasilitas umum dan fasilitas sosial yang akan terkenda dampak pembangunan tol tersebut, untuk mengebut target. "Tol bisa rampung lebih cepat dari rencana semula dengan catatan proses pembebasan lahan sudah selesai. Sebab selama ini proses pembebasan lahan belum tuntas," Ari menjelaskan.