REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj, mengungkapkan bahwa kiai-kiai serta ulama NU berpengaruh besar dalam mencapai kemerdekaan Republik Indonesia.
"Para ulama dan kiai saat zaman penjajahan sering berkumpul hingga mengeluarkan fatwa bahwa warga Nahdliyin hukumnya 'fardhu ain' untuk membela Tanah Air," ujarnya ketika memberikan tausiyah di PCNU Surabaya, Jalan Bubutan, Surabaya, Jatim, Ahad.
Ia menceritakan, bertempat di sebuah rumah yang kini dijadikan Kantor PCNU Surabaya, para kiai dan ulama kerap berkumpul dan mendiskusikan perjuangan rakyat yang tak kenal pantang menyerah. "Meski Sekutu menenteng senjata-senjata api, tapi 'arek-arek Suroboyo' hanya menggunakan bambu runcing. Tapi karena kuasa Allah, sekutu akhirnya kalah," tutur dia.
Di samping itu, Said Aqil Siradj juga mengatakan, meski sejarah perjuangan Indonesia tidak lepas peran kiai NU, namun saat ini tidak ditulis dalam buku sejarah resmi Indonesia. "Entah tidak tahu atau sengaja tidak mau tahu, sehingga sejarah panjang yang dilakukan warga NU dilupakan begitu saja. Bahkan tidak tertulis di buku sejarah perjuangan bangsa Indonesia," paparnya.
Sementara itu, dalam kaitannya dengan resolusi jihad NU, lulusan S3 "University of Umm al-Qura", jurusan Aqidah/Filsafat Islam tersebut mengaku bahwa kirab resolusi jihad mengusung panji kebesaran bendera NU.
Karena itulah, pihaknya meminta agar pemerintah mengevaluasi penulisan dan memasukkan perjuangan NU dalam sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia. "Harus ada evaluasi dan perubahan dari pemerintah bahwa sejarah perjuangan dan kemerdekaan tidak lepas dari kiai dan ulama NU. Semoga segera terlaksana," tuturnya.