REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota Komisi I DPRdari fraksi Partai Demokrat, Yahya Sacawirya mengatakan, hibah diperlukan karena melihat alasan politis. "Untuk mendapatkan hibah itu sudah merupakan keuntungan politis. Karena secara politis Amerika sudah buka diri kepada kita. Ini juga untuk menjaga agar negara lain kalau mau menyerang kita," katanya ketika dihubungi Republika, Jumat (18/11).
Menurutnya, alokasi anggaran yang saat ini masuk memang sekitar 600 juta dolar. Karena itu, untuk melengkapi kekurangan biaya dari total 750 juta dolar akan dilakukan pada APBN perubahan pada tengah tahun.
"Ini berarti harus ada program untuk anggaran tambahan. Tapi yang dilihat terlepas dari semua itu, ini terkait isu kedaulatan negara kita sehingga betul-betul terjaga," imbuhnya. Apalagi, pelaksanannya pun tidak selesai pada 2012. Melainkan bertahap sampai 2014.
Menurutnya, dengan menggunakan program hibah, TNI akan dilengkapi dengan dua skuadron atau 24 pesawat blok 52 hybrid. Yaitu, pesawat F16 dengan selongsong mesin blok 32 namun sistem persenjataannya menggunakan blok 52.
"Makanya, urusan canggih, ya canggih. Apalagi, kita masih punya 10 unit F16 yang bisa diperbaiki dan masih bisa terbang," cetusnya.