REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Profesor Sidartawan Soegondo mengatakan, masyarakat Indonesia perlu mendapatkan edukasi (pembelajaran) terhadap bahaya diabetes mellitus.
Masyarakat harus menyadari bahwa seseorang yang memiliki gen penyakit ini dapat menjadi diabetes mellitus setelah melalui proses yang panjang, mulai dari fase awal dimana gaya hidup sedentary (bermalas malasan) diikuti dengan pola makan yang buruk.
“Sehingga mengakibatkan kegemukan di daerah perut (central obesity)," kata Sidartawan saat dihubungi, Senin (14/11).
Sidartawan mengatakan, data WHO memperkirakan jumlah penyandang diabetes di Indonesia pada tahun 2000 sebanyak 8,4 juta dan akan meningkat menjadi 21,8 juta pada tahun 2030.
Sedangkan data berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2007, jumlah penyandang diabetes berusia kurang dari 15 tahun yang mengaku sebagai penyandang diabetes adalah 1,2 persen. Sedangkan yang tidak mengetahui bahwa ia penyandang diabetes adalah 4,5 persen.
Dengan demikian, jumlah penduduk Indonesia yang mengalami diabetes adalah 5,7 persen atau sekitar 12 juta penduduk. Sedangkan jumlah penduduk yang mengalami Prediabetes adalah 10,2 persen. Menurut Sidartawan, kondisi prediabetes ini apabila tidak dilakukan pencegahan akan berpotensi menjadi diabetes pada tahun tahun mendatang.
Data terbaru yang dipublikasikan Presiden International Diabetes federation (IDF) Profesor Mbanya, mengungkapkan, prediksi penderita diabetes pada tahun 2030 yang diumumkan oleh WHO tersebut telah terjadi pada tahun 2011 ini.
Mbanya menyebutkan, saat ini terdapat 366 juta penduduk dengan diabetes mellitus di dunia. Berdasarkan data ini, dapat kita simpulkan bahwa prediksi penduduk Indonesia yang mengalami diabetes mellitus sebanyak 21,8 juta pada tahun 2030 sangat mungkin sudah terjadi pada tahun 2011 ini.
Sidartawan melanjutkan, Persadia sebagai organisasi yang berada di bawah IDF telah melakukan berbagai program edukasi terkait pola makan sehat, seminar bagi masyarakat awam, serta edukasi terhadap tenaga kesehatan di seluruh Indonesia agar setiap penyandang diabetes yang berada di Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama baik dalam hal diagnosis maupun penatalaksanaan penyakitnya.
Persadia telah memiliki perwakilan di 10 Wilayah, 105 Cabang, dan sekitar 270 unit/RS yang tersebar di seluruh Indonesia.
Terkait dengan masih banyaknya pertanyaan terhadap pola makan sehat, Sidartawan mengatakan, pola makan harus sesuai dengan kebutuhan masing masing individu. Setiap orang dengan berat badan, aktivitas, dan stress yang berbeda maka akan memerlukan jumlah makanan yang berbeda.
Makanan, terutama glukosa, diperlukan sebagai sumber energi utuk berbagai aktivitas. Artinya jumlah makanan yang dimakan harus sesuai dengan jumlah energi yang dikeluarkan.
Pola makan harus disiplin 3J yakni jadwal, jumlah, dan jenis makanan yang dikonsumsi.
Sidarta melaniutkan, jadwal berarti seseorang sebaiknya makan besar tiga kali sehari diikuti dengan makanan ringan dua sampai tiga kali di antara waktu makan besar.
Seseorang juga harus membatasi jumlah makanan yang masuk sesuai dengan usia, jenis kelamin, aktifitas, faktor stress dan berat badannya, serta tidak boleh melebihi kebutuhan.
Sedangkan jenis komposisi makanan yang dikonsumsi adalah sekitar 50 persen sampai 60 persen Karbohidrat, 15 persen sampai 20 persen protein, 25 persen sampai 30 persen lemak dengan kandungan lemak jenuh kurang dari 10 persen.
Sidarta mengatakan, dalam rangka edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya diabetes, Persadia bersama dengan PT Kalbe Farma Tbk menyelenggarakan kegiatan memperingati hari diabetes dunia (world diabetes day).
"Kegiatan ini untuk mengingatkan kepada masyarakat tingginya angka kejadian diabetes mellitus dan besarnya potensi kerugian yang timbul baik dari sisi sosial maupun ekonomi akibat komplikasi dari penyakit ini," kata Sidarta.
Peserta dari acara peringatan World Diabetes Day di seluruh Indonesia diperkirakan mencapai 20.000 orang yang tersebar berbagai daerah baik kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Ternate, sampai Kabupaten kecil seperti Paser (Kal-Tim).
Di Jakarta sendiri, acara dilaksanakan di TMII 13 November 2011 dan telah dihadiri sekitar 7.000 masyarakat yang berasal dari masyarakat awam dan perwakilan Persadia di kota Jakarta, Bogor, Bekasi, Depok, Bandung, Cianjur, Karawang, Tangerang, Serang, dan Cilegon.
Kepala Unit Bisnis Nutrisi untuk Kebutuhan Khusus PT Kalbe Farma Tbk, Diny Elvirani mengatakan, Kalbe mendukung kegiatan tersebut seiring dengan komitmen perusahaan untuk selalu berusaha menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia.
PT Kalbe Farma Tbk sendiri memproduksi nutrisi khusus bagi penderita diabetes melalui produk diabetasol yang memiliki formula khusus sehingga penderita dapat mengendalikan kalori/karbohidrat, serta membantu menjaga kadar gula darah.
Lebih jauh Dini mengatakan, diabetasol memiliki kandungan Vita Digest dan Kromium Pikolinat yang dapat membantu mencegah terjadinya lonjakan gula darah. Selain itu, Diabetasol juga mengandung 10 vitamin dan mineral serta bebas kolesterol.
Diabetasol bekerja sama dengan Persadia ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama melakukan komitment hidup sehat dengan melakukan kegiatan yang melibatkan masyarakat seperti jalan sehat, senam diabetes bersama, demo masak sehat, dan juga ada edukasi tentang diabetes.