REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan terus memantau dan mewaspadai dampak konflik atau sengketa wilayah di Laut Cina Selatan. Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, kepada Antara di Nusa Dua, Bali, Selasa mengatakan, "Kita akan selalu antisipasi dampak dari sengketa yang ada di sana."
Seperti diketahui Cina, Taiwan dan empat negara ASEAN yakni Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brunei Darussalam terlibat tumpang tindih sengketa perbatasan maritim di Laut Cina Selatan.
Menghangatnya suasana keamanan di Laut Cina Selatan dengan tampilnya kekuatan Cina serta kerusuhan di negara yang telah maju sekalipun secara tidak langsung akan berdampak pada situasi keamanan di kawasan ASEAN, katanya.
Karena itu, menurut dia, negara anggota ASEAN yang memiliki perbatasan maritim perlu waspada dan senantiasa siaga dengan kemungkinan terkena imbas buruk dari bergejolaknya situasi keamanan di wilayah tersebut.
Dalam rangkaian KTT ke-19 ASEAN, para pejabat senior ASEAN memfokuskan diri pada pembahasan rencana implementasi Deklarasi Berperilaku (Declaration of Conduct/D0C) di Laut China Selatan terkait proyek kerja sama yang diusulkan masing-masing pihak yang bersengketa.
Selain itu untuk kali pertama ASEAN juga membentuk kelompok kerja untuk membahas elemen yang akan masuk dalam kode etik berperilaku di Laut Cina Selatan.