REPUBLIKA.CO.ID, HONOLULU - Gangguan keamanan yang terjadi akhir-akhir ini di kawasan pertambangan PT Freeport Indonesia di Timika, Papua, tidak menjadi bahan pembicaraan utama dalam pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan CEO Freeport-McMoran Richard Adkerson.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan yang mendampingi Presiden dalam pertemuan dengan delapan pimpinan perusahaan terkemuka, termasuk PT Freeport, di Honolulu, Minggu waktu setempat atau Senin waktu Indonesia mengungkapkan PT Freeport justru menyampaikan niat menambah investasi di tengah-tengah gangguan keamanan. "Freeport mau investasi lagi walaupun ada situasi yang agak berbeda hari-hari ini tapi dia tetap positif ke depan," ujarnya.
Menteri Perdagangan Gita mengatakan Richard menyebutkan Freeport akan menambah investasi lagi sebesar 10 miliar dolar AS hingga 20 miliar dolar AS.
Namun dalam pertemuan dengan Presiden, lanjut Gita, tidak dibicarakan masalah keamanan secara rinci.
Freeport, kata dia, hanya meminta agar dicarikan jalan keluar terbaik untuk mengatasi masalah gangguan di Papua. "Justru dia menyampaikan semangat untuk mencari solusi. Spiritnya positif," ujar Gita.
Secara umum, lanjut dia, para pimpinan perusahaan terkemuka AS menyampaikan pandangan positif tentang prospek berinvestasi di Indonesia.
Beberapa perusahaan yang sudah menyampaikan komitmen investasi, menurut Gita, adalah Carterpillar yang akan mendapatkan tax holiday karena investasinya mengandung nilai tambah. "Carterpillar kemungkinan besar akan mendapatkan 'tax holiday' karena ini pembangunan 'equipment' yang ada nilai tambahnya. Dia mau investasi kalau tidak salah di Batam atau di tempat lain itu ratusan juta dolar," jelas Gita.
Perusahaan Amerika lain yang telah menyampaikan niat investasi, lanjut dia, adalah Cargil dan Procter & Gamble. "Semuanya positif dan Amerika sudah meningkat posisinya sebagai investor di Indonesia dari di luar top ten sekarang sudah nomor dua, tahun lalu nomor tiga," demikian Gita.