REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Seekor Ular Phyton jenis Reticulatus yang merupakan salah satu satwa koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS) ditemukan mati di kandangnya.
"Benar, pada Selasa (8/11) sore, ular phyton kami temukan mati di kandangnya," ujar Kepala Humas KBS, Anthan Warsito, ketika dikonfirmasi, Selasa.
Ia mengaku belum mengetahui kepastian penyebab matinya ular bercorak kulit belang-belang tersebut. Pihaknya juga tidak berani memastikan apakah ular yang mati sudah diotopsi atau belum.
"Kami belum mendapatkan laporan tentang diotopsi atau tidak pascakematian ular," tutur pria yang juga menjabat Kepala Record Daftar Konservasi KBS tersebut.
Ular phyton itu diperkirakan masih berusia setahun. Panjangnya mencapai 1,5 meter dan berdiameter tujuh sentimeter. Ular tersebut juga merupakan sumbangan dari seseorang dan menjadi koleksi KBS sekitar empat bulan ini.
Anthan Warsito mengaku, setiap hari petugas selalu melakukan pengawasan, mulai keadaan kandang hingga jadwal makan. Bahkan khusus ular jenis ini, selain mendapat daging, petugas juga memberi tikus putih sebagai makanannya.
Dengan matinya ular phyton tersebut, ini berarti belum genap 24 jam, telah terjadi dua kali kematian satwa di KBS. Sebelumnya pada Selasa dini hari, seekor komodo betina berumur 20 tahun ditemukan mati di kandangnya.
Berdasarkan catatan tim kesehatan KBS, tanda-tanda menurunnya kesehatan hewan itu di antaranya adalah sudah tidak memiliki selera makan. Hal ini terjadi terhadap komodo, yang tidak memiliki selera makan hingga kondisi kesehatannya melemah dan akhirnya mati.
Sementara itu, sesuai data yang dihimpun dari Tim Pengelola Sementara (TPS) KBS, jumlah satwa KBS yang mati pada 2011 hingga bulan September mencapai 245 ekor.
Sedangkan data pada tahun 2006, satwa yang mati mencapai 479 ekor. Pada 2007 meningkat menjadi 528 ekor, dan setahun berikutnya mencapai 364 ekor. Berikutnya pada 2009 sebanyak 319 ekor dan 2010 menurun menjadi 269 ekor.