Senin 07 Nov 2011 07:53 WIB

Prediksi Kehidupan Dunia Pada Tahun 2100: Rawan Pangan dan Lenyapnya Bahan Bakar Fosil

Bumi
Foto: sanmonku.deviantart.com
Bumi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Bagaimana situasi dunia ketika mencapai tahun 2100? Salah satu ramalan terkini yang dirilis oleh Business Insider mengungkapkan kondisinya akan jauh lebih masif dari saat ini. Berbagai persoalan mulai dari jumlah penduduk, kekurangan bahan bakar dan bahan pangan melanda dunia. Ramalan yang pesimistis? Tidak juga. Berikut beberapa ramalan tersebut:

6. Batas rerata umur manusia di dunia sekarang sekitar 68 tahun. Pada 2100, batasan umur itu akan bertambah menjadi 81 tahun. Ini berarti makin banyak orang berumur uzur. Laporan PBB tidak menyebutkan secara rincin bagaimana manusia 2100 bisa mempertahankan hidupnyaa, apakan melalui rekayasa genetik, pengobatan nano, maupun peningkatan kecerdasar secara eksponensial. Begitupun laporan itu tidak menyantumkan risiko-risiko kependudukan seperti pandemik penyakit atau malah serbuan alien.

7. Rawan pangan. Sebenarnya kondisi dunia sekarang sudah rawan pangan. Para pakar menyalahkannya pada pemanasan global. Sekarang ada sekitar 925 juta jiwa yang menderita kelaparan. Peningkatan jumlah penduduk, logikanya, akan menambah jumlah penduduk yang kelaparan. Di sisi lain, makin panasnya suhu bumi bisa membuat masa tanam makin pendek di daerah tropis dan sub tropis. Ini membuat risiko gagal panen makin kencang, apalagi menyangkut padi dan jagung. Diprediksi akan ada penyusutan 20-40 persen dari panen padi dan jagung itu. Artinya, ratusan juta penduduk dunia harus mulai mendiversifikasi pangan mereka. Tak lagin mengandalkan pangan tradisional.

8. Terumbu karang dan ekosistemnya bakal rusak. Dengan level karbon dioksida yang tinggi di 2100, sekitar 560 parts per juta, ini akan menjadi bencana bagi terumbu karang. Diperkirakan sebanyak 9.000 habitat terumbu karang punah.  Terumbu karang bukanlah sekadar penghias laut. Ia menjadi penyokong penting kehidupan laut, karena menjadi rumah bagi ribuan ikan dan memasok makanan. Dunia pada 2100 akan menjadi pertaruhan adaptasi terumbu karang.

9. Bahan bakar minyak, gas, dan batu bara diprediksi bakal hilang. Gara-gara kerakusan manusia mengkonsumsi bahan bakar tersebut saat ini. Beberapa pakar sudah memperhitungkan, BBM akan menghilang mulai 2040. Sementara BBG, jumlah produksinya secara cepat akan berkurang. Manusia, pada 2100 memanfaatkan tenaga air dan tenaga yang diperbarukan seperti angin dan matahari. Tiga tenaga ini bakal jadi penopang utama energi dunia.

10. Mobilitas penduduk akan semakin tinggi. Di sejumlah negara yang homogen sekarang, seperti Cina dan Jepang, kondisinya akan berubah pada 2100. Globalisasi berarti makin banyak dan cepat perpindahan penduduk termasuk skill kerja mereka ke luar negeri. Kita akan melihat banyak bule asal AS yang mencari nafkah di Asia, dan Eropa akan menjadi melting pot penduduk yang lebih masif lagi dari sekarang.

11. Sinyal berbahaya bagi ledakan penduduk. Laporan PBB memprediksi jumlah penduduk dunia mencapai 10 miliar jiwa pada 2100. Laporan ini punya dua alternatif skenario, akan ada maksimal sebanyak 15,8 miliar penduduk dunia atau hanya akan ada 6,2 miliar penduduk. Angka yang terakhir, menjadi pilihan paling memungkinkan. Sementara angka yang pertama adalah tanda bahaya bagi planet bumi. Negara-negara butuh pengaturan ledakan penduduk yang komprehensif dan drastis bila ingin selamat. Penduduk 10 miliar jiwa, itu berarti bahaya besar.

sumber : Business Insider
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement