REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kualitas manusia rendah yang ada di Indonesia bisa berdampak serius terhadap perekonomian. Di Indonesia tidak akan muncul pengusaha-pengusaha baru, melainkan masyarakat yang tidak produktif.
"Akhirnya kita menjadi pembeli, bukan produktif. Maksud saya, kita jadi tidak bisa ekspor, harus minta ke Singapura," kata Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan, Edy Putra Irawady, di Hotel Borobudur, Kamis (3/11).
Edy menyampaikan hal itu menanggapi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia yang masih rendah dibanding rata-rata negara di Asia Timur dan Pasifik. Edy mengaku belum membaca langsung laporan itu, namun membenarkan kondisi tersebut. "Setiap krisis kita tidak bisa ekspor, kita tidak bisa menarik investasi karena kurang SDM, itu benar," kata Edy.
Kualitas manusia Indonesia memang masih tertinggal dari negara lain. Hal itu salah satunya terlihat dari minimnya enterpreneur di Indonesia. Namun, pemerintah tidak tinggal diam melihat kondisi ini.
Menurut Edy, pemerintah sedang mengembangkan program center of exellence dan inkubator bisnis yang ada di Masterplan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI). "Saya kira itu yang perlu kita perbaiki. Pokoknya, investasi di sektor pelayanan publik," kata Edy.