REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siroj, meminta kasus penembakan Riyadhus Solihin, guru ngaji yang juga anggota GP Anshor Sidoarjo oleh oknum anggota kepolisian tidak dibelokkan dalam penanganannya.
Kiai Said mengingatkan bahwa peluru yang dimiliki kepolisian dibeli dengan menggunakan uang rakyat, yang dalam penggunaan tidak semestinya disalahgunakan. Hal itu disampaikan Kiai Said setelah sebelumnya melakukan pertemuan dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Untung S. Radjab.
Kapolri Jendral Polisi Timur Pradopo, berdasarkan keterangan dari Untung, sudah merespon kasus tersebut dan menyampaikan pesan agar penanganannya tidak dibelokkan. "Itu yang disampaikan Pak Untung ke saya. Jadi Kapolri sudah berpesan agar penanganan kasus itu tidak dibelokkan, seperti yang sekarang tampak di pemberitaan," terang Kiai Said di Jakarta, Selasa, (1/11) dalam keterangannya kepada Republika.
Kang Said, demikian Kiai Said masyhur disapa menambahkan, berdasarkan investigasi kepolisian terjadinya penembakan bermula adanya tabrak lari oleh korban Riyadhus Solihin. Meski bersalah karena kesalahannya, tidak semestinya polisi yang melakukan pengejaran langsung menembaknya hingga mati.
"Tabrak lari iya memang benar, tapi dia (Riyadhus Solihin) disebut membawa celurit itu tidak benar. Apalagi ada yang mengatakan dia mabuk, itu sama sekali tidak benar. Itu keterangan Kapolda, keterangan dari hasil investigasi yang dilakukan kepolisian sendiri," tegas Kang Said.
Yang lebih penting, masih menurut Kang Said, polisi sebagai pengayom dan pelindung masyarakat tidak semestinya melakukan tindakan main hakim sendiri, dengan secara langsung menghukum pelaku tabrak lari. Terlebih kepolisian Indonesia memiliki anggaran operasional yang juga didapatkan dari sumbangsih masyarakat.
"Peluru yang dipunyai polisi itu kan dibeli juga menggunakan uang rakyat, jadi penggunaannya jangan untuk membunuh rakyat, jangan disalahgunakan" pesan Kang Said tegas.
Seperti yang diberitakan, Riyadhus Sholihin tewas ditembak oknum anggota Reskrim Polres Sidoarjo, usai menyerempet seorang polisi di depan GOR Delta Sidoarjo, pada Jumat (28/10) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB.