REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG - Peringatan Hari Sumpah Pemuda, di Temanggung, diwarnai aksi unjuk rasa para mahasiswa. Mereka menuntut agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertanggung jawab atas semua persoalan yang menimpa Indonesia.
Aksi puluhan mahasiswa dari Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (Stainu) dan Akper Al Kautsar ini berlangsung di Tugu Jam, Kelurahan Jampiroso, Temanggung mulai sekitar pukul 10.15 wib. Sejumlah anggota polisi dari Polres setempat tampak menjaga sekitar lokasi.
Dalam aksinya, para mahasiswa tersebut mengajak generasi muda supaya kembali pada nilai-nilai kepemudaan yang telah dicontohkan para pendahulu mereka. Tampak mereka membawa poster yang bertuliskan, antara lain "Indonesia mau dibawa kemana? Wahai pemuda","Generasi muda masa depan Bangsa", dan "Nasib Bangsa ini ditangan Pemuda".
Iwan Fauzi, koordinator aksi, dalam orasinya mengatakan, selama pemerintahan Presiden SBY, negara telah kehilangan uang sekitar Rp 300 miliar lebih karena dikorupsi. Karena itu, ia meminta Presiden bertanggung jawab. Ia juga menyebut banyak persoalan yang terjadi dan tidak bisa diselesaikan Pemerintahan SBY.
"Dalam kondisi bangsa yang carut marut seperti sekarang ini, dibutuhkan sosok yang dapat menjadi panutan. Yakni sosok pemimpin yang cerdas, sehingga bisa mengubah keadaan bangsa ini," ujarnya.
Sementara itu Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo mengingatkan, agar pemuda dan pemudi jangan mudah terprovokasi dan tidak mudah menyerah. Pemuda, katanya harus berkreasi , mengembangkan ide untuk membantu masyarakat pedesaan.
"Di bidang ideologi pemuda harus menjadi benteng Pancasila bahkan harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," kata Bibit Waluyo saat memimpin puncak acara peringatan Hari Sumpah Pemuda, tingkat Jawa Tengah, di lapangan Rindam IV/Diponegoro Magelang, Jumat (28/10).
Puncak peringatan Sumpah Pemuda ini, berlangsung meriah. Tarian kolosal para seniman muda melengkapi perayaan. Mereka menampilkan kreativitas seni-budaya nusantara.