REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Pimpinan Pusat (PP) Himpunan Mahasiswa (Hima) Persis menyesalkan sikap Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) saat menangkap Iqbal Sabaruddin (Ketua PW Hima Persis Jabar) dalam insiden di Stadion Siliwangi, Kota Bandung, Jumat (28/10).
Sikap Paspampres dinilai berlebihan. ‘’Kami menyesalkan tindakan anarkis petugas Paspamres. Dia (Iqbal) memang bersalah tapi jangan diperlakukan seperti itu,’’kata Ketua Umum Himas Persis, M Reza Anshori, kepada Republika, Jumat (28/10).
Sampai saat ini, kata Reza, pihaknya belum bisa berkomunikasi apalagi bertemu dengan Iqbal. Ia berusaha menghubungi aparat Polrestabes Bandung melalui telepon genggam. Namun jawaban dari pihak Polrestabes, Iqbal berada di RS Polri Sartika Asih. Ketika dicek ke Sartika Asih, ternyata Iqbal sudah dibawa ke RS Hasan Sadikin Bandung.
‘’Saya sudah meminta kawan-kawan Hima Persis untuk menjenguk Iqbal. Tapi sampai sekarang belum ada yang mengetahui dimana Iqbal berada,’’ kata dia yang dihubungi Republika.
Menurut Reza, kesalahan jangan hanya ditimpakan kepada Iqbal. Justru yang harus dimintai pertanggungjawaban adalah pihak kemanan, khususnya Paspampres. Menurut dia, dalam acara resmi seperti itu harusnya Paspampres melakukan seleksi ketat sebelum undangan memasuki kawasan ring satu. ‘’Jangan kemudian Iqbal yang menjadi bulan-bulanan. Dia (Iqbal) salah, tapi yang lebih salah adalah aparat keamanan,’’ tutur dia.
Iqbal Sabaruddin, mahasiswa tingkat akhir Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung, melakukan aksi menerobos pengawalan Paspampres dalam puncak peringatan Hari Sumpah Pemuda di Stadion Siliwangi Bandung, Jumat (28/10). Iqbal datang ke acara tersebut sebagai undangan resmi dan mewakili Hima Persis Jabar.
‘’Saya tidak menyangka dia melakukan tindakan seperti itu. Dia datang bersama saya dalam acara tersebut. Resmi membawa undangan,’’ kata salah seorang teman Iqbal, sebelum ikut diamankan petugas beberapa saat setelah kejadian.