REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Untuk meningkatkan kapasitas daya angkut penumpang, PT Kereta Api Commuter Jabodetabek (KCJ), berencana menerapkan sistem loop line atau circle line (jalur melingkar) pada pengoperasian kereta, dari Bogor menuju Jakarta.
Perubahan rute ini menurut Sekretaris Perusahaan PT KCJ, Makmur Syaheran, akan mulai dilakukan bulan Desember mendatang. "November ini rencananya kita adakan uji coba dulu, sebanyak tiga kali. Desember baru benar-benar mulai pengoperasiannya," ujar Makmur, Jumat (28/10).
Selain meningkatkan kapasitas daya angkut penumpang kereta, penerapan sistem jalur melingkar ini juga diharapkan akan mengurangi persilangan, seperti yang terjadi di Stasiun Manggarai. Dikatakan Makmur, dengan adanya sistem atau rute melingkar ini, frekuensi perjalanan kereta pun secara otomatis akan bertambah.
Ia berpendapat, jika dulu jarak kedatangan antar kereta (headway) bisa mencapai 15 menit sekali, maka dengan adanya perubahan commuter line bisa menjadi 10 menit. "Sekarang jika sistem loop line diterapkan, headway pun bisa lebih efektif, karena dapat ditempuh dengan waktu 8 menit," ujar Makmur. Saat ini PT KJC sedang mengukur potensi peningkatan daya angkut, dengan adanya pertambahan frekuensi ini.
Menurut Makmur, jalur melingkar ini belum bisa efektif, karena jalur rel ganda Cikarang-Manggarai belum selesai. "Saat ini pembangunannya masih terkendala beberapa masalah. Tapi jika sudah berlaku efektif, jalur Bekasi tidak akan terganggu perjalanan kereta ke luar kota," katanya. Ia berasumsi, jika jalur rel ganda sudah jadi, penumpang bisa melanjutkan perjalanan dengan menggunakan jalur Bekasi-Kota yang jalan di tengah. "Nanti pindah keretanya dari Stasiun Manggarai," tambah Makmur.
Setelah berlaku efektif, pengguna kereta harus berpindah kereta di stasiun-stasiun transfer. Makmur pun memastikan, jarak kedatangan antar kereta akan semakin cepat, untuk menghindari penumpukan penumpang di Stasiun transfer tersebut. "Kita juga sudah mengantisipasi hal ini dengan cara memperluas emplasemen Stasiun transfer, seperti yang ada di Stasiun Tanah Abang, Duri dan Manggarai untuk mencegah penumpukan penumpang."
Saat ini, menurut Makmur, yang menjadi kendala utama untuk pelaksanaan jalur melingkar ini adalah perlintasan kereta. "Jika estimasi kereta datang di setiap stasiun sekitar 8 menit, maka kendaraan yang melewati perlintasan harus berhenti dulu selama 3-4 menit," katanya. Hal ini tentunya akan mempengaruhi mobilitas masyarakat yang akan melintasi jalur kereta. "Untuk mengantisipasi ini, PT KJC sudah meminta bantuan untuk mengatasi 85 perlintasan kereta yang berada di Jabodetabek, dimana 24 diantaranya ada di Jakarta," tambah Makmur.