Rabu 26 Oct 2011 19:25 WIB

PT DI Kuasai Pasar Asia Pasifik

Rep: Teguh thr/ Red: Djibril Muhammad
PT Dirgantara Indonesia
Foto: REzza Estily/Antara
PT Dirgantara Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Peluang PT Dirgantara Indonesia (PT DI) untuk memasarkan pesawat CN 295 di kawasan Asia Pasifik terbuka lebar. Pasalnya PT DI kini tidak memiliki saingan lagi dari produk CN 295 tersebut.

 

"PT DI tidak memiliki pesaing dari produk pesawat CN-295 , karena selama ini pesaing kami adalah Airbus Military Industries (AMI)," kata Direktur PT DI Budi Susanto dalam sambutannya saat penandatanganan kolaborasi PT DI dan Airbus Military, Rabu (26/10).

 

Budi menegaskan kesepakatan kolaborasi dengan AMI memberikan sejumlah nilai tambah untuk PT DI. Pasalnya kini PT DI memiliki lisensi untuk memasarkan dan memproduksi pesawat ini yang sebelumnya hanya diproduksi perusahaan berbasis di Spanyol itu. "Melalui kerja sama ini PTDI membangun komponen strukturnya 50 persen," katanya.

 

Kemampuan PT DI  untuk memasarkan ke wilayah Asia Pasifik itu tidak terlepas dari komitmen pemerintah yang diwakili Kementerian Pertahanan untuk menggunakan produksi PT DI. Baik untuk memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alustsita) TNI ataupun alat material khusus (almatsus) Polri dalam hal ini adalah pesawat CN 295.

 

"Komitmen ini merupakan modal bagi PT DI untuk melangkah melakukan kerja sama dalam memproduksi dan memasarkan CN 295," terangnya.

 

Dengan kelanjutan kesepakatan ini, Budi berharap seluruh kebutuhan pasar akan pesawat kelas menengah untuk domestik sipil dan militer dapat dipenuhi PT DI.

CN-295 adalah hasil pengembangan dari CN-235 yang merupakan ikon PT DI yang sebelumnya berlabel Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN). Pesawat yang mampu mengangkut 71 orang penumpang berkapasitas 9,2 ton itu merupakan derivatif dari CN-235 dengan badan lebih panjang tiga meter dibandingkan CN-235 dan mesin dengan tenaga lebih besar.

 

Budi menyebutkan, total kebutuhan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) yang dapat dipenuhi PT DI setara pada 2011 sampai 2014 mencapai Rp 9,23 triliun. "Jumlah ini membantu kelangsungan hidup satu-satunya industri dirgantara," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement