REPUBLIKA.CO.ID,JAMBI - Pihak Balai Taman Nasional Berbak (TNB) kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi, menyayangkan warga Air Hitam Laut dan sekitarnya yang menggunakan pagar listrik untuk mengamankan kebun mereka. Akibat pagar listrik tersebut, sedikitnya dua ekor harimau Sumatera dalam empat bulan terakhir mati tersengat arus listrik pagar tersebut.
"Kami tentu saja sangat menyayangkan sistem pengamanan kebun yang menggunakan pagar dialiri arus listrik. Karena, hal tersebut bisa mengancam kelestarian harimau Sumatera di masa mendatang," kata Kabid Pelestarian Lingkungan dan Wisata Alam (PLWA) TNB, Roman Fauzi, di Muara Sabak, Selasa.
Kebun-kebun warga berupa kebun tanaman kelapa dan lainnya memang berbatasan langsung dengan TNB. Kebun-kebun tersebut kini selalu dipagari dengan kawat yang dialiri arus listrik. Hal ini guna menanggulangi masalah serangan babi yang sangat tinggi di kawasan tersebut.
"Warga memang tidak bermaksud hendak membunuh harimau, tapi mencegah hama babi yang sering menganggu tanaman mereka,'' ujarnya. ''Tapi, harimau juga berada di situ dan kebetulan melintasi pagar listrik sehingga ikut jadi korban dan mati tersengat listrik."
Kondisi itu sangat mengkhawatirkan bagi upaya pelestarian satwa endemik Sumatera tersebut. Apalagi, saat ini pihak TNB baru bisa mendeteksi keberadaan 14 ekor harimau Sumatera saja dalam kawasan hutan tersebut.
''Dalam kurun waktu empat bulan belakangan ini, sedikitnya dua ekor yang ditemukan mati akibat tersengat arus listrik tengangan tinggi,'' keluh Roman.