REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Memiliki pengalaman besar menghadapi krisis ekonomi di tahun 1997, Pemerintah Indonesia sejak dini berusaha mengantisipasi efek krisis global ke Indonesia. Pemerintah pun fokus pada pencarian pasar baru sambil melakukan penguatan di pasar dalam negeri.
Menteri Perdagangan yang baru saja di lantik, Gita Wirjawan mengungkapkan bahwa Pemerintah fokus di tiga hal untuk menangkal efek krisis global. Tiga hal itu antara lain, diversifikasi ekspor, peningkatan daya saing produk dalam negeri dan penguatan pasar dalam negeri.
Meski begitu program ini ini sebenarnya telah dijalankan sejak era Menteri Perdagangan yang lalu, yaitu Mari Elka Pangestu. Hanya saja Gita mengakui bahwa kerja Kementerian Perdagangan selama ini sudah membuahkan hasil, yaitu diversifikasi pasar ke negara-negara emerging market sudah begitu besar. Bahkan melebihi perdagangan tradisional ke Jepang dan Amerika Serikat.
‘’Cuma bukan berarti kita meninggalkan pasar tradisional,’’ tutur Gita dalam pidato pertamanya sebagai Menteri Perdagangan dalam pembukaan Trade Expo Indonesia 2011, yang diselenggarakan di Jakarta International Expo, Rabu (19/10). Artinya menurut Gita, Indonesia tetap menjaga perdagangan dengan pasar tradisional bahkan berusaha lebih melakukan penetrasi di pasar tradisional seperti Amerika Serikat, Jepang dan Eropa.
Hal ini karena Indonesia sendiri berusaha menjaga kinerja ekspor Indonesia yang ditargetkan hingga akhir tahun bisa menembus angka 200 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Secara kumulatif ekspor Indonesia hingga Agustus 2011, mencapai angka 134,85 miliar dolar AS atau meningkat 36,58 persen dari periode yang sama di tahun 2010.
Khusus untuk peningkatan daya saing, dalam ajang Trade Expo Indonesia 2011, produk-produk Indonesia akan berusaha memperlihatkan bahwa produk Indonesia juga memiliki kualitas yang baik. Bukan hanya itu dalam TEI ini Indonesia juga berusaha memperlihatkan bahwa industri Indonesia tak tergantung ekspor dari negara tradisional.
Begitu juga menurut Gita dalam penyelenggaraan TEI tahun lalu komposisi buyer didominasi 75 persen oleh buyer dari pasar non tradisional, dan diharapkan TEI tahun ini mencapai kesuksesan yang sama. Selain itu tahun ini Kementerian Perdagangan menargetkan transaksi mencapai 380 juta dolar AS dengan jumlah pembeli 8.300 orang dan jumlah pengunjung mencapai 25 ribu orang.