REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN – Polisi masih menjaga ketat markas aliran sesat AKI (Amanat Keagungan Ilahi) yang berada di Desa Girimulyo, Kecamatan Klaten Utara, Klaten. Langkah ini dilakukan untuk mencegah terjadinya tindakan anarkis oleh sekelompok masyarakat tertentu.
Kapolres AKBP Kalingga Rendra Raharja bertindak cepat menutup kegiatan AKI. Ini dilakukan untuk merespon laporan masyarakat atas aktivitas aliran sesat tersebut. Polisi pun minta diajak dialog sebelum kelompok masyarakat melakukan tindakan.
Kalingga bersyukur, ternyata masyarakat bersedia diajak dialog dalam menyikapi masalah ini. Dan berdasar kesepakatan antar pimpinan Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan) memutuskan untuk menutup kegiatan markas AKI. Organisasi tersebut mengontrak rumah milik warga di sana.
Usai menutup aktivitas AKI, polisi melakukan pendataan anggota tercatat sebanyak 23 orang. Guntur (45), salah satu pimpinan AKI, juga sudah menjalani pemeriksaan aparat.
Polisi minta kepada seluruh jajaran ormas yang tidak sepakat kehadiran aliran AKI, untuk tidak melakukan tindakan anarkis. Juga tak mudah terprovokasi atas bertindak di luar batas. ''Serahkan semua masalah ini kepada aparat. Polisi cepat bertindak,'' kata Kalingga.
Seperti diketahui, aktivitas AKI ditutup Muspika, Jum'at (14/10) malam lalu. Markas AKI mengontrak rumah Widodo di Desa Girimulyo, Kecamatan Klaten Utara, Klaten. Menurut penuturan warga, ajaran AKI bertentangan dengan syariah Islam.
Awalnya, kegiatan AKI berkedok pengobatan. ''Malah pernah dalam pengobatan disertai penyembelihan kambing. Terus sebagian daging dibagi ke warga sekitar,'' kata Triyono, tetangga sebelah Widodo.