REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Pengamat ekonomi dari Universitas Airlanga Dr Tjuk Sukiadi menyatakan, Dahlan Iskan yang dipercaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menduduki posisi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), harus berani menolak intervensi dari pihak mana pun.
"Profesionalitas, kapabilitas dan pengalaman dalam mengelola perusahaan sudah tidak diragukan lagi. Tapi, kuncinya satu bila Dahlan ingin berhasil dalam bertugas, yaitu menolak intervensi dari mana pun," ucap Tjuk saat dihubungi di Surabaya, Senin, terkait Dahlan Iskan yang masuk jajaran Kabinet Indonesia Bersatu II, sebagai Menteri BUMN.
Dosen FEB (fakultas ekonomi dan bisnis) Unair, Surabaya tersebut menuturkan bahwa terkait BUMN sejak dahulu hingga kini syarat dengan berbagai kepentingan, sehingga intervensi selalu terjadi. BUMN jangan dijadikan "lahan" dan ajang rebutan posisi, tapi harus dikelola oleh serta secara profesional.
Ia menjelaskan, intervensi selama ini terjadi di BUMN seperti penempatan jajaran direksi yang syarat kepentingan parpol, kroni dan golongan, BUMN jadi rebutan (posisi). Tempatkan orang yang profesional dan mampu menjaga integritas, darimana atau golongan apapun ia berasal.
Selama ini, menurut dia, menteri yang mengelola BUMN tidak mempunyai visi serta misi yang jelas, sehingga sulit mengambil peluang yang ada, karena deputi teknisnya sama saja. Akibatnya merepotkan direksi BUMN.
"Dahlan bisa berhasil dan dikenang kalau mampu menolak intervensi tersebut. Tapi kalau tidak bisa, ya habis, akhir dari Dahlan. Beri kesempatan direksi ambil keputusan cepat dan tepat seperti halnya Dahlan di PLN," ujarnya, menegaskan.
Tjuk berharap Dahlan mampu menjalankan tugas, karena ia (Dahlan) sudah pengalaman berlatih di PLN, menyelaraskan manajemen bisnis swasta (kelola Jawa Pos) ke BUMN. Dahlan juga harus mampu memotong mafia di BUMN.
"Semua BUMN bisa bagus, asalkan juga Dahlan mampu mengangkat deputi yang seirama, jadi bisa 'total football'. Kalau tidak bisa mengangkat 'pembantu' yang seirama, bisa terkaget-kaget. Dahlan itu orang yang mampu mengambil keputusan yang cepat," tuturnya.
Sementara itu, usai beraudiensi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin, Dahlan yang memberikan keterangan paling terakhir sempat menangis di hadapan wartawan karena sebenarnya ia tidak ingin meninggalkan PLN.
"Karena sekarang ini teman-teman PLN sedang semangat-semangatnya bertugas, tetapi Presiden menugaskan sebagai Menteri BUMN," ujarnya.
Sementara itu, guru besar manajemen media massa dan etika pers Universitas dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, Prof Sam Abede Pareno, menyatakan bahwa layak bagi Dahlan Iskan menduduki posisi Menteri BUMN. Pasalnya, di tempatkan di mana pun, Dahlan akan mampu melaksanakan tugas, walaupun dia bukan seorang doktor yang lulus luar negeri.
Menurut "senior" Dahlan di Tempo (koresponden Jatim) itu, Dahlan itu amanah dan jujur serta pekerja keras. Semua orang di mata Dahlan sama dan disukai, karena Dahlan tidak pernah mementingkan golongan dan kalangan dekatnya, yang penting bagi Dahlan orang itu mempunyai kapabilitas serta kredibilitas.
"Jadi layak bila SBY mempercayakan Kementerian BUMN kepada Dahlan. SBY butuh orang yang mampu hadapi berbagai kepentingan, karena Dahlan bukan orang partai dan tidak punyai kepentingan terhadap apa yang ia pimpin, ia pekerja keras dan mampu mengelak intervensi dari mana pun," katanya, menegaskan.
Kepada Dahlan, Sam berharap, mampu menjaga kondisi kesehatannya (Dahlan sudah menjalankan cangkok hati di China), karena Dahlan pekerja keras yang kadang tidak mengenal waktu (istirahat).