Senin 17 Oct 2011 14:26 WIB

Jajan Es Krim Usai Upacara, 47 Siswa SD Keracunan

REPUBLIKA.CO.ID, NGAWI - Puluhan siswa Sekolah Dasar Lego Wetan, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mengalami keracunan setelah mengikuti upacara di sekolah, Senin.

Kapolsek Bringin, Polres Ngawi, Ajun Komesaris Polisi M Subur, kepada wartawan mengatakan, sejauh ini jumlah siswa yang mengalami keracunan mencapai 47 orang. Para siswa tersebut langsung dibawa ke Puskesmas Bringin untuk mendapatkan pertolongan medis.

"Hingga Senin siang, dari 47 siswa yang keracunan, 12 siswa di antaranya masih menjalani perawatan di Puskesmas Bringin. Kondisi 12 siswa ini masih lemas, pusing, dan muntah-muntah. Sedangkan siswa lainnya sudah diperbolehkan pulang," ujar dia saat dihubungi.

Hingga kini, petugas polisi polsek setempat masih menyelidiki penyebab keracunan puluhan siswa SD tersebut. Berdasarkan pemeriksaan sementara, keracunan diduga disebabkan karena es krim yang dimakan anak-anak sebelum upacara mulai.

"Es krim tersebut dibeli dari pedagang makanan dan minuman di luar sekolah. Kami masih mengembangkan kasus ini lebih lanjut," kata M Subur.

Pihaknya mengaku juga telah memeriksa sejumlah saksi, yakni siswa yang menjadi korban dan kepala sekolah setempat. Meski demikian, pihaknya belum menetapkan tersangka dalam kasus ini.

Sementara, salah satu siswa SD Lego Wetan, Zubaidah, yang menjalani perawatan di Puskesmas Bringin mengatakan, setelah memakan es krim, ia merasakan pusing dan mual. Hal yang sama juga dialami oleh sejumlah teman-teman lainnya.

"Rasa es krim itu saat dimakan ada yang manis dan ada juga yang pahit, meski demikian saya tetap memakannya. Setelah itu, tiba-tiba kepala saya menjadi pusing dan perut mual. Rasanya ingin muntah," terang Zubaidah.

Petugas kesehatan Puskesmas Bringin, Ari Purwadi, membenarkan jika gejala klinis yang dialami oleh puluhan siswa SD Lego Wetan ini mengarah ke keracunan. Selain pusang dan mual, korban juga mengalami muntah-muntah hingga cairan tubuh berkurang.

"Gejala yang ada memang menujukkan keracunan. Sejumlah siswa terpaksa masih bertahan di puskesmas karena kondisinya yang masih lemah akibat kekurangan cairan," kata dia.

Untuk mengetahui kandungan racun yang telah dikonsumsi anak-anak, pihaknya akan melakukan pemeriksaan laboratorium dari hasil muntahan korban. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan petugas polisi setempat untuk mencari barang bukti lainnya termasuk sisa makanan atau minuman penyebab keracunan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement