REPUBLIKA.CO.ID,KUPANG - Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI, Anna Mu'awanah, menyatakan kecewa dengan perilaku para petani peternak di Nusa Tenggara Timur yang masih terus menjual sapi betina produktif hanya karena alasan ekonomi.
"Kami sangat kecewa ketika melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke rumah potong hewan (RPH) di Oeba, Kota Kupang. Kami menemukan masih banyak sapi betina produktif yang dipotong pada saat itu," kata Mu'awanah di Kupang, Ahad (16/10).
Ketika memimpin Komisi yang melakukan inspeksi serupa ke Pasar Tradisional Lili di daerah Camplong --sekitar 40 km timur Kupang, Anna juga menemukan hal yang demikian. Mereka temukan puluhan sapi betina usia produktif dan sedang bunting dijual oleh peternak. Peternak melakukannya hanya karena alasan desakan ekonomi.
Mu'awanah mengemukakan pemerintah sudah membuat program penyelamatan sapi betina usia produktif atau yang sedang bunting. Sapi-sapi tersebut dilarang untuk dipotong. Namun, pelaksanaan program tersebut belum berjalan maksimal di NTT.
"Sangat menyedihkan kalau masyarakat NTT terus memotong sapi betina produktif hanya karena desakan ekonomi. Padahal, NTT merupakan salah satu gudang ternak di Indonesia," katanya.