REPUBLIKA.CO.ID,BOROBUDUR--Sebanyak 12 waduk dari 38 waduk di wilayah Provinsi Jawa Tengah pada musim kemarau ini mengering, kata Wakil Gubernur Jawa Tengah, Rustriningsih.
"Sebanyak 12 waduk yang telah mengering tersebut merupakan waduk kecil, misalnya Waduk Ngancar di Kabupaten Wonogiri," katanya saat menunggu kedatangan Presiden Slovakia, Ivan Gasparovik, di Candi Borobudur di Magelang, Rabu.
Ia mengatakan, sebanyak delapan waduk besar di Jateng kondisinya masih aman, volume air paling rendah 4,49 juta meter kubik atau melebihi parameter batas aman waduk 4,46 juta meter kubik.
Rustriningsih mencontohkan, Waduk Malahayu di Wilayah Kabupaten Tegal dengan volume air 4,49 meter kubik, sedangkan tujuh waduk besar lainnya volume air masih di atas angka tersebut.
Menurut dia, 18 waduk lainnya juga merupakan waduk kecil, 15 waduk di antaranya kondisinya masih di atas rencana, sedangkan tiga waduk airnya di bawah rencana bahkan hampir habis, misalnya Waduk Songputri di Wonogiri, seharusnya batas normal volume air 39 ribu meter kubik, kini tinggal 32 ribu meter kubik.
Ia mengatakan, sebagian waduk di Jateng saat ini masih ditutup. Pembukaannya disesuaikan dengan masa tanam di daerah setempat. "Waduk Wadas Lintang saat ini telah dibuka untuk mengairi sawah, sedangkan Waduk Gajah Mungkur baru akan dibuka pada November mendatang," katanya.
Ia menuturkan, saat ini memasuki musim tanam ketiga, petani banyak menanam palawija. Tanaman ini tidak banyak membutuhkan air sehingga kondisi waduk yang berkurang airnya tidak berdampak besar.
Hingga tri wulan ketiga, katanya, Jateng masih surplus beras dua juta ton lebih.
Menurut dia, semula sempat terpikir rencana pembuatan hujan buatan, namun upaya ini membutuhkan biaya tinggi, sehingga memerlukan dukungan Pemerintah Pusat.