REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan bahwa imunisasi untuk pencegahan difteri akan diperbaiki pascawabah penyakit itu menjangkiti lebih dari 300 anak di Jawa Timur selama 2011.
"Imunisasi kami perbaiki karena ada anak yang tidak mempan divaksin. Untuk anak berusia 7-15 tahun juga akan diberi vaksinasi tambahan," kata Menkes ketika ditemui usai Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) 2011 di Jakarta, Selasa.
Gubernur Jawa Timur telah menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) wabah penyakit difteri yang melanda sejumlah kabupaten/kota dan meminta warga untuk waspada terhadap bakteri yang menjangkiti saluran pernapasan itu dan melakukan vaksinasi bagi anak-anak mereka.
Sementara itu, meskipun tidak terbukti efektif 100 persen, Menkes mengatakan imunisasi masih merupakan pencegahan terbaik bagi difteri.
Perbaikan akan dilakukan terutama dalam hal cakupan imunisasi yang akan diperluas dari yang sudah dilakukan selama ini sehingga diharapkan dapat mencapai lebih dari 90 persen sasaran.
Menkes juga berharap masyarakat dapat memahami pentingnya imunisasi dasar tersebut bagi pencegahan penyakit difteri karena ada gerakan anti-imunisasi yang muncul di beberapa tempat.
"Sekarang ada banyak orang yang tidakmau divaksinasi, padahal pencegahan difteri adalah lewat vaksinasi," kata Menkes. Ia berharap warga mau mendatangi Puskesmas untuk mendapatkan pelayanan imunisasi dasar itu.
Untuk tindakan kuratif, Menkes menyebutkan, jika ditemukan pasien difteri, pasien tersebut akan dirawat di rumah sakit dan tiap orang yang mengalami kontak dengan pasien akan divaksinasi.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar vaksinasi masal di beberapa daerah penyebaran difteri terutama di 11 kabupaten/kota yaitu Kota Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Mojokerto, Bangkalan, Sampang, Sumenep, Pamekasan, Blitar, Gresik dan Banyuwangi.