REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Kasus kematian kakak beradik asal Kabupaten Bangli, Bali yang terpapar virus flu burung (H5N1) merupakan yang pertama terjadi pada 2011 semenjak hal serupa terjadi tahun 2007.
Sekretaris Panitia Penanggulangan Penyakit Flu Burung Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, dr IGB Ken Wirandi mengatakan hal tersebut kepada para wartawan, Senin.
Ia menjelaskan, pada 2007 dua pasien H5N1 yang dirawat di rumah sakit rujukan terbesar di Pulau Dewata itu juga tidak dapat tertolong dan akhirnya meninggal dunia.
Pada saat itu, tambah dr Ken, jumlah kasus pasien virus flu burung yang dirawat di rumah sakit tersebut adalah sebanyak 46 orang.
"Sehingga jumlah kasus penyakit itu dari 2007 hingga sekarang menjadi 48 kasus, dengan pasien yang meninggal sebanyak empat orang," ujarnya.
Menurut Ken, jika melihat dari kasus kematian dua warga Banjar Dinas Antuga, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli itu, secara teori bisa dikategorikan sebagai kejadian luar biasa.
Hal itu, ucap dia, berdasarkan dari sebelumnya sama sekali tidak ada kasus sampai tiba-tiba muncul kembali dengan menelan korban jiwa.
"Kami mengharapkan masyarakat di seluruh wilayah Bali meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit menular yang sangat membahayakan tersebut," katanya.
Ken mengatakan, kewaspadaan tersebut terutama dalam pengolahan daging ayam atau unggas lainnya supaya benar-benar baik sebelum disajikan atau disantap.
Selain itu, tambah dia, juga dalam pemeliharaan ayam ternak perlu diperhatikan kebersihan kandang dan tempatnya supaya bebas dari penyakit.