REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Ny. Linda Amalia Sari Gumelar, saat membuka "Workshop Pemenuhan Hak Kesehatan Anak" mengemukakan bahwa gizi anak-anak di Indonesia masih bermasalah.
"Pada saat ini masih banyak permasalahan terkait gizi kesehatan anak karena itu penyelenggaraan workshop sangat relevan," katanya dalam acara bertema "Mempersiapkan Generasi Penerus Bangsa yang Berkarakter Sehat dan Cerdas" di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu.
Linda mencontohkan, adanya jajanan anak sekolah yang belum sesuai dengan standar kesehatan, bahkan dapat meracuni anak-anak sekolah.
"Hasil survei dan data keracunan pangan di lingkungan sekolah dan kampus tahun 2007-2010 menunjukkan bahwa keracunan pangan di SD setiap tahun antara 69 persen dan 79 persen," katanya.
Dia menjelaskan, banyak jajanan anak sekolah yang tidak memenuhi persyaratan keamanan pangan karena menggunakan bahan berbahaya terlarang seperti formalin, boraks, zat pewarna rhodamin B dan methanyl yellow.
"Keadaan ini akan mengakibatkan timbulnya resiko bagi kesehatan anak dan berdampak terganggunya tumbuh kembang anak," katanya.
Selain itu, menurut dia, kondisi yang sangat memprihatinkan adalah adanya penyalahgunaan narkoba.
"Korbannya pada saat ini justru banyak dari kalangan remaja termasuk di dalamnya para pelajar," katanya.
Untuk menghadapi tantangan globalisasi tersebut, ia pun meminta peran semua pihak termasuk keluarga, pemerintah, lembaga masyarakat dan dunia usaha untuk ikut mengatasi masalah.