REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA - Salah satu pipa tambang yang mengalirkan konsentrat emas, tembaga dan perak PT Freeport Indonesia dari pabrik pengolahan biji di Mil 74 ke Pelabuhan Portsite Amamapare bocor di Mil 30, tak jauh dari Kwamki Lama Timika sejak Kamis (6/10) malam.
Peristiwa itu baru diketahui warga pada Jumat pagi yang memicu ribuan warga dari Kota Timika datang ke Mil 30 untuk berebutan mendulang.
Sebagaimana pantauan di lapangan, Jumat (7/10), warga yang datang ke lokasi pipa konsentrat yang bocor itu sangat banyak mulai dari orang tua, para wanita hingga anak-anak.
Mereka membawa serta peralatan untuk mendulang seperti kuali, ember, selimut, skop, karung dan tenda-tenda dulang. Warga terlihat tidak perduli menceburkan diri dalam kubangan air berwarna hitam pekat yang mengandung butiran emas, tembaga dan perak.
Meski sejumlah petugas PT Freeport melarang warga untuk mendulang dengan membawa serta beberapa ekor anjing pelacak, imbauan petugas tidak dugubris warga. Malah mereka balik mengancam petugas.
Material yang keluar dari pipa bocor tampak mengalir hingga ke Sungai Otomona yang berada tepat di samping ruas jalan dari Timika menuju Tembagapura. Air Sungai Otomona yang sebelumnya jernih terlihat berwarna hitam karena sudah bercampur dengan material konsentrat yang keluar dari pipa bobor.
Salah satu staf Departemen Security & Risk Manajemen (SRM) PT Freeport Indonesia, Paulus Kogoya mengatakan baru mengetahui insiden pipa bobor tersebut pada Jumat pagi setelah mendapat laporan bahwa rombongan pendulang yang hendak pergi mendulang di sepanjang aliran Sungai Aijkwa (Kali Kabur) memindahkan peralatan dulang mereka ke Mil 30.
Paulus memperkirakan pipa yang mengalirkan konsentrat ke Pelabuhan Portsite Amamapare itu bocor lantaran sudah aus. Menurut Paulus, material konsentrat ke luar melalui bagian persambungan pipa meluber luas ke ruas jalan hingga ke Sungai Otomona.
Pada Jumat siang, sejumlah petugas dari bagian maintance PT Freeport telah mengganti beberapa batang pipa yang rusak dengan pipa baru. Namun warga yang datang ke lokasi itu untuk mengais butiran emas terus bertambah banyak.
Insiden pipa tambang bobor di areal PT Freeport bukan baru pertama kali terjadi. Pada bulan Juni 2006, kejadian serupa pernah terjadi di Mil 32 bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan pemungutan suara Pilgub Papua. Saat itu sebagian besar warga Timika tidak mendatangi tempat pemungutan suara (TPS).