REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --PT Jamsostek menemukan adanya satu juta identitas peserta Jamsostek yang memiliki dua kartu kepesertaan. Jumlah ini hasil dari verifikasi hingga September 2011 ini.
Kepesertaan ganda ini menjadi salah satu penyebab bertambah banyaknya simpanan jaminan hari tua (JHT) peserta yang non aktif.Atau tidak diklaim dan dananya tersimpan di PT Jamsostek.
Karena itu Direktur Utama Jamsostek,Hot Bonar mengatakan Jamsostek akan melakukan her registrasi atau pendaftaran ulang bagi peserta jamsostek. Agar tercipta identitas tunggal bagi peserta jamsostek.Upaya ini juga untuk menghentikan bertambah banyaknya jumlah JHT yang tidak diklaim atau dana tak bertuan atau dana peserta non aktif.
" Tanpa identitas tunggal sulit mengurangi dana JHT peserta tidak aktif," tutur dia saat temu wartawan di Jakarta,Kamis (6/6). Dijelaskan saat ini terdapat tujuh juta lebih program JHT non aktif di Jamsostek. Dengan jumlah dana sebesar Rp 4,9 triliun. " Dana itu masih ada di Jamsostek dan masih diinvestasikan bagi kepesertaan di atas lima tahun," jelas Hot Bonar.
Jika ada peserta jamsostek yang belum klaim JHT silahkan mengurus klaimnya. Termasuk pekerja hubungan kerja pendek seperti di proyek konstruksi. Dengan membawa kartu kepesertaan jamsostek.
Diakui Hot Bonar upaya untuk mengumumkan rekening non aktif melalui surat kabar daerah tak menyumbang penurunan rekening tak bertuan ini.
Sampai Juli 2011 disebutkan ada 192.013 simpanan JHT non aktif yang berhasil diverifikasi. Dengan total simpanan mencapai sekitar Rp 293 miliar.Dan sekitar Rp 81,5 milyar soimpanan JHT sudah dibayar klaimnya ke 66 ribu peserta. Sisanya sebanyak 124 miliar milik tenaga kerja yang aktif kembali.Dan sisanya amalgamasi.
"Hasilnya memang tidak signifikan dibandingkan besar dana JHT yang masih ada di Jamsostek. Tapi paling tidak jumlah dana peserta non aktif berkurang," tutur Hot Bonar.