REPUBLIKA.CO.ID, Dewan Juri Danamon Award 2011 mengumumkan lima peraih Danamon Award. Dimulai pada tanggal 30 September hingga 30 Oktober 2011, Danamon mengundang masyarakat untuk memilih dan memberikan dukungan suaranya kepada satu peraih terfavorit.
Profil kelima peraih Danamon Award 2011 dan dukungan suara melalui online dapat diakses melalui situs http://www.danamonaward.org. Dukungan suara juga dapat dilakukan melalui SMS ke nomor 9123 dengan format DA(spasi)nomor peraih pilihan Anda(#)Kota_Pemilih. Contoh: ketik “DA 1#Jakarta” untuk memilih peraih nomor satu. Satu nomor ponsel hanya dapat untuk memilih satu kali dengan tarif 500/SMS.
Ketua Panitia Pelaksana Danamon Award 2011, Zsa Zsa Yusharyahya mengatakan dedikasi kelima peraih Danamon Award telah memberikan sumbangsih bagi negeri ini. "Tidak banyak orang seperti mereka sehingga mereka perlu mendapat penghargaan dan dukungan," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Rabu (5/10)
Sekarang, imbuhnya, saatnya masyarakat luas memberi dukungan melalui voting untuk memilih satu peraih terfavorit Danamon Award 2011 pilihan masyarakat. Pemberian penghargaan ini, menurut dia, selaras dengan visi Danamon yaitu peduli dan membantu jutaan orang untuk mencapai kesejahteraan.”
Kelima peraih Danamon Award 2011 berasal dari berbagai daerah antara lain Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Bali dengan lingkup kegiatan lingkungan hidup, pemberdayaan peningkatan kesejahteraan dan pemberdayaan orang-orang dengan hambatan fisik. Mereka terpilih Dewan Juri dari 312 proposal yang masuk dan telah melalui dua tahapan seleksi dan verifikasi yang ketat. Dewan Juri menggunakan empat kriteria penilaian yaitu motivation (motivasi), outcome (hasil), outreach (jangkauan), dan sustainability (keberlangsungan).
Bertepatan dengan perayaan hari jadi Danamon yang ke-55 pada tahun ini, Danamon memberikan piagam penghargaan dan juga hadiah berupa uang tunai sebesar Rp 55.000.000 kepada peraih terfavorit Danamon Award 2011 dan empat peraih Danamon Award lainnya masing-masing akan menerima piagam penghargaan dan hadiah uang tunai sebesar Rp 35.000.000. Panitia Pelaksana Danamon Award 2011 juga menyediakan hadiah menarik bagi masyarakat Indonesia yang memberikan dukungan suaranya melalui voting online.
Berikut profil singkat kelima peraih Danamon Award 2011 dilengkapi dengan kode SMS untuk memlih.
Karmono, “Sang Penemu” (Kode SMS: DA 1)
Profesinya sebagai guru Sekolah Dasar tak membatasi Karmono (47 tahun) memikirkan pendidikan saja. Karmono memikirkan kelangsungan pelestarian tanaman buah belimbing yang merupakan buah warisan turun-temurun di tempat tinggalnya, Demak, sehingga buah belimbing ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan bisa menunjang perekonomian keluarga. Eksperimen pengembangannya menuai hasil dan kemudian dilanjutkan dengan eksperimen mengembangbiakkan bibit tanaman jambu. Dalam perjalanan eksperimennya, Karmono menemukan satu jenis varietas unggulan yang memiliki bentuk dan rasa yang istimewa dan diberi nama Jambu Merah Delima. Saat ini lebih dari 3000 kepala keluarga dari 247 desa di Demak menjadikan Jambu Merah Delima sebagai komoditas utama perkebunan mereka, sehingga meningkatkan kesejahteraan hidup para petani.
Kemiskidi, “Pemberdaya Wisata” (Kode SMS: DA 2)
Masyarakat Dusun Krebet yang berada di Kabupaten Bantul, Yogyakarta tempat kelahiran Kemiskidi (46 tahun) bermata pencarian petani dan pengrajin anyaman bambu dan tikar. Naluri entrepreuner Kemiskidi terusik, pada tahun 1994 ia memulai kegiatan membina dan memberdayakan masyarakat pengrajin dengan mengajarkan mereka membuat produk yang terbilang unik, yaitu batik kayu. Ia juga mendirikan sanggar-sanggar hingga berjumlah 46. Kelompok sanggar ini diberi nama Mpok Darwis (Kelompok Sadar Wisata) dan berkembang menjadi sebuah koperasi, “Koperasi Sido Katon”, yang melayani kebutuhan para pengrajin. Desa Krebet kini dikenal sebagai salah satu Desa Wisata di Yogyakarta.
Khilda Baiti Rohmah, “Pengolah Sampah” (Kode SMS: DA 3)
Usianya relatif muda, 23 tahun, namun Khilda yang juga seorang mahasiswi teknik lingkungan, Universitas Pasundan ini, telah memiliki pemikiran berbeda dengan rekan-rekan seusianya. Dengan bermodal uang sakunya sendiri, Khilda mengajak para tukang sampah di lingkungannya untuk memilah sampah organik dan non organik. Tak hanya berhenti sampai di situ, Khilda menularkan semangatnya kepada warga sekitar untuk melakukan kegiatan pemilahan sampah. Sampah organik diolah menjadi kompos dan non organik dibuat menjadi aneka kerajinan. Pada awal melakukan kegiatan ini di tahun 2007, tidak ada warga yang mendukung namun dengan keuletan dan semangat yang tinggi kini warga sadar sampah dan hasilnya dapat dinikmati. Saat ini ia tengah mengembangkan penemuannya tentang pengolahan sampah sebagai energi alternatif pengganti minyak tanah.
Nureini, “Pembina Istri Nelayan” (Kode SMS: DA 4)
Rendahnya tingkat pendapatan nelayan di Patingaloang, Sulawesi Selatan, membuat Nureini (42 tahun) tergerak untuk melakukan suatu kegiatan yang dapat menambah penghasilan masyarakat nelayan Patingaloang. Saat ditinggal melaut, kebanyakan para istri nelayan menganggur. Nureini mengajak mereka mengolah ikan menjadi produk makanan olahan. Ikan yang biasanya hanya sebagai lauk, diolah menjadi abon yang memiliki nilai ekonomis tinggi.. Nureini juga mendirikan kelompok Fatimah Azzahra yang beranggotakan sekitar 200 istri nelayan. Nama Fatimah Azzahra juga digunakan sebagai merk dagang abon ikan olahan mereka. Patingaloang kini dikenal sebagai penghasil abon ikan bermutu. Produk abon ikannya menjadi salah satu pilihan buah tangan dari Makassar.
Putu Suryati, ”Pengubah Paradigma”, (Kode SMS: DA 5)
Hambatan fisik yang dimiliki Putu Suryati (47 tahun) tak menghalangi langkahnya untuk berkarya. Orang-orang dengan hambatan fisik di Bali pada umumnya dikucilkan oleh masyarakat, sehingga Putu ingin mengubah paradigma ini. Bersama 6 orang temannya yang juga memiliki hambatan fisik, mereka menampung orang-orang dengan kondisi yang sama untuk diberikan keterampilan sesuai dengan bakat dan kemampuannya masing-masing. Pelatihan yang diberikan antara lain, bahasa inggris, komputer, kerajinan tangan, dan kesenian. Putu mendirikan Yayasan Senang Hati pada tahun 2003, kini sebanyak 49 orang peserta Yayasan Senang Hati telah mandiri secara finansial.