Selasa 04 Oct 2011 20:08 WIB

Pemerintah Bekukan Operasi Nusantara Buana Air

Kantor Nusantara Buana Air
Foto: antara
Kantor Nusantara Buana Air

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian Perhubungan akhirnya membekukan operasi (Aircraft Operation Certificate/AOC) PT Nusantara Buana Air (NBA) untuk sementara waktu karena dari hasil evaluasi ditemukan banyak hal yang tidak sesuai regulasi.

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bakti S Gumay kepada pers di Jakarta, Selasa, mengatakan, surat pembekuan operasi PT NBA telah ditandatanganinya, Senin (3/10) dan sudah diserahkan kepada manajemen PT NBA Selasa (4/10). "Efektif pembekuan operasional PT NBA mulai berlaku sejak surat diserahkan," katanya.

PT NBA adalah maskapai penerbangan yang melayani penerbangan tidak berjadwal atau carter dan pada 29 September 2011, pesawat milik maskapai ini dengan kapasitas penumpang 14 dan kru empat orang mengalami kecelakaan dalam penerbangan dari Medan, Sumatera Barat ke Kutacene, Aceh Tenggara.

Pesawatnya jatuh di wilayah Bukit Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara dan menewaskan seluruh penumpang dan kru penerbangan.

Pada saat terjadi kecelakaan, tim investigasi dari Ditjen Perhubungan Udara dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) langsung melakukan investigasi di lokasi kejadian.

Hasilnya, kata Herry, PT NBA dalam operasionalnya banyak dijumpai hal-hal yang belum sesuai dengan aturan, seperti perawatan pesawat maupun manajemen.

"Banyak hal yang dilanggar oleh PT NBA dalam pengoperasian pesawat-pesawatnya yang dapat mengakibatkan terabaikannya keselamatan penerbangan. Itu yang menjadikan dasar mengapa kami membekukan sementara pengoperasian seluruh pesawat PT NBA," katanya.

Sementara untuk persoalan manajemen, kata Herry, PT NBA tak mengimbangi tujuh kontrak kerja untuk melayani 20 rute perintis di 9 provinsi seperti Sumatera Utara, Kalimantan, NTT dan Maluku serta beberapa provinsi lainnya dengan jumlah pesawat dan perawatan yang memadai. "Mereka melayani total 38 rute. Ini tentunya sangat berbahaya sekali," katanya.

Oleh karena itu, tegasnya, langkah pembekuan untuk sementara waktu perlu dilakukan agar mereka melakukan pembenahan total. Dikatakannya, pembekuan operasional ini, biasanya paling cepat satu bulan. "Mengenai sampai kapan pembekuan ini dilakukan, akan dilihat sejauh mana PT NBA bisa menunjukkan perbaikan sesuai regulasi," katanya.

PT NBA hingga Kini memliki sembilan pesawat, yaitu 5 buah CASA 212-200, 1 buah CASA 212-100, satu buah Piper Chayene dan 2 buah helikopter MD-500. "Semua pesawat dibekukan, kecuali pesawat yang saat ini digunakan untuk membantu proses pembuatan hujan buatan," katanya.

Disinggung mengenai dampak pembekukan operasi PT NBA terhadap penerbangan rute-rute perintis, Harry mengatakan, rute-rute perintis yang selama ini diisi oleh PT NBA akan ditawarkan kepada maskapai penerbangan lain yang bisa melayani, seperti Susi Air, Merpati Airlines, Express Air.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement