Sabtu 01 Oct 2011 08:11 WIB

Status Gunung Api Dempo Masih Aktif Normal

REPUBLIKA.CO.ID,PAGARALAM--Ketua Pos Pemantau Gunung Api Dempo di Kota Pagaralam, Sumatera Selatan Slamet menyatakan kendati Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Migitasi Bencana Geologi sudah mengeluarkan peringatan akan bahaya letusan, status gunung itu masih aktif normal.

"Imbauan dan peringatkan agar pendaki tidak mendekati kawah puncak atau kawah Gunung Api Dempo bukan berarti statusnya meningkat, akan tetapi masih aktif normal level I," katanya di Pagaralam, Sabtu.

Ia mengatakan, selama satu minggu terakhir tidak ada embusan atau gempa vulkanik Gunung Api Dempo itu. Namun, katanya, ada rekaman gempa tektonik jauh yang pusatnya di daerah lain seperti Bengkulu, Lampung, dan Padang (Sumbar).

"Beberapa waktu lalu tim dari Bandung dan petugas kita telah memasang alat perekam tambahan pada ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut, untuk membantu jika alat perekam di puncak Gunung Api Dempo mengalami gangguan atau rusak," katanya.

Dengan tambahan peralatan tersebut, Gunung Api Dempo telah memiliki dua alat perekam aktivitas yakni seismometer yang dilengkapi antena yang nantinya akan menerima sinyal untuk kemudian diterima seismograf di pos pemantau dan perekam tambahan.

"Pemasangan alat pematauan itu untuk antisipasi kalau ada alat yang rusak, sehingga tidak ada lagi aktivitas Dempo yang tidak terpantau, walaupun alat yang dipasang di puncak rusak," katanya.

Ia mengatakan, ada juga alat pemantauan Gunung Dempo yang berfungsi untuk mengetahui posisi kegunungapian, berupa alat global positioning system (GPS) di empat penjuru di sekitar Gunung Dempo.

Peralatan itu akan membantu pos pemantau untuk segera melakukan langkah-langkah antisipasi terutama terkait keselamatan masyarakat apabila terjadi peningkatan aktivitas yang membahayakan.

"Alasan larangan pendakian, berdasarkan hasil penelitian dan pengkajian ahli gunung, dinyatakan bahwa adanya endapan lumpur hasil letusan 2008 yang berpotensi banjir lahar di Gunung Dempo," ujar dia.

Selain itu, katanya, ada juga kemungkinan embusan gas berbahaya bagi manusia. "Berdasarkan kondisi itulah, tidak diperbolehkan berkemah dan mendekati kawah yang ada di puncak Gunung Dempo," katanya.

Begitupula keberadaan sungai-sungai yang aliran airnya berhulu di puncak atau kawah Merapi Dempo yang perlu diwaspadai. Ketua Tim Penanggulangan Bencana Dini Kota Pagaralam Amrin Sening mengatakan, banyak faktor yang mendorong terjadi peningkatan aktivitas Gunung Api Dempo seperti kemarau panjang, gempa, dan banyak hutan yang gundul.

"Kita tidak hanya terfokus penanggulangan bencana gunung api saja, akan tetapi termasuk longsor, banjir bandang, dan angin puting beliung," ujar dia. Namun, kata dia, bencana alam yang paling besar akan menimbulkan dampak memang letusan Gunung Dempo itu.

"Kami bersama pemerintah daerah dan tim penanggulangan bencana lain sudah melakukan berbagai upaya pencegahan dan antisipasi bencana letusan itu, seperti pembuatan jalur evakuasi, pendataan daerah ring satu hingga tiga, dan sosialisasi kepada masyarakat," kata dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement