Jumat 30 Sep 2011 18:32 WIB

Masih Rendah, Tingkat Konsumsi Sayuran di Indonesia

Buah dan sayuran banyak mengandung gizi yang bermanfaat/ilustrasi.
Buah dan sayuran banyak mengandung gizi yang bermanfaat/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG - Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia terhadap sayuran masih rendah dibandingkan negara lain, padahal potensi sayur dan buah-buahan di Indonesia besar.

"Ini faktor kebiasaan dan kesadaran masyarakat Indonesia untuk mengonsumsi sayuran masih rendah, padahal mereka mampu membeli ataupun menanam sendiri sayuran itu," kata Direktur Budidaya dan Pasca Panen Sayur dan Tanaman Obat Ditjen Holtikultura Kementerian Pertanian, Yul Bahar, di Serang, Jumat (30/9).

Ia mengatakan, tingkat konsumsi sayur dan buah masyarakat Indonesia saat ini masih rendah. Bahkan masih jauh dari standar konsumsi yang direkomendasikan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) yaitu 73 kilogram per kapita per tahun.

"Konsumsi sayur masyarakat Indonesia saat ini rata-rata 41,9 Kg per kapita per tahun. Padahal Singapura sudah 125 Kg perkapita per tahun, Malaysia sudah 90 kg pertahun," kata Yul Bahar usai mencanangkan Gerakan Makan Sayur di Provinsi Banten.

Menurut dia rendahnya konsumsi sayur tersebut karena faktor kesadaran masyarakat bukan dari segi produksinya yang kurang. Pasalnya, Kementan sudah berupaya meningkatkan produksi sayuran tetapi susah menjual karena tingkat konsumsi masyarakat yang rendah.

Padahal, kata dia, dengan mengkonsumsi makanan hortikultura banyak manfaat yang didapat untuk pemenuhan gizi seperti protein, kalori, dan vitamin yang terkandung di sayur dan buah tersebut.

Oleh karena itu, Kementerian Pertanian menggalakan kebiasaan makan sayur melalui kampanye makan sayur dengan mencanangkan Gerakan Makan Sayur (Gemas) di sejumlah daerah, termasuk di Banten yang merupakan daerah ke empat pencanangan gerakan makan sayur tersebut.

"Hasil workshop bersama Kementeraian Kesehatan, hasil survei yang dilakukan menunjukan 27 persen dari jumlah masyarakat Indonesia tidak menyajikan sayur dalam makanan setiap harinya," katanya.

Sebanyak 27 persen dari jumlah penduduk berarti lebih dari seperempat penduduk tidak menyajikan sayuran dalam makan setiap harinya," kata Yul Bahar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement