REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA - Hutan masyarakat di kabupaten Kulonprogo khususnya di Kecamatan Samigaluh, Pengasih, Girimulyo, Kokap hanya ditanami tanaman keras. Sementara tanaman umbi-umbian yang dulu banyak tumbuh di daerah tersebut sudah langka.
Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di pinggir hutan, maka di hutan masyarakat tersebut dilakukan penanaman kembali pangan lokal dengan bantuan dari negara Filnlandia.
Bantuan tersebut pengelolaannya diserahkan kepada LSM InProsula. Menurut Direktur InProsula Sarijo, saat ini ada sekitar 195 hektar hutan masyarakat yang sudah ditanami pangan lokal umbi-umbian seperti uwi, gembili, garut, ganyong dan koro-koroan.
''Sebenarnya tanaman tersebut menjadi ekosistim hutan, tetapi karena pengaruh pertanian modern, tanaman tersebut sempat hampir punah di wilayah hutan masyarakat di kabupatan Kulonprogo. Dengan adanya proyek penanaman kembali pangan lokal yang mendapat bantuan dari Filnlandia, kini masyarakat sudah mulai memiliki bibit tanaman tersebut dan mulai mengembangkannya,''kata Sarijo pada Republika, Jum'at (30/9).
Selain membantu untuk bibit, Finlandia juga membantu peralatan atau teknologi tepat guna untuk pengolahan pangan lokal sehingga bisa mempunyai nilai jual tinggi.
Bantuan yang diberikan oleh Finlandia bertahap yaitu untuk tahun 2009-2010 dan 2011-2012. Seluruhnya sekitar Rp 1 miliar lebih. Di samping di DIY, Finlandia juga membantu di provinsi lain seperti Nanggroe Aceh Darussalam, Jambi, Jawa Timur, (rintisan) dan Maluku melalui NGO setempat.