Rabu 28 Sep 2011 17:53 WIB

Kenaikan Tarif Tol Ditunda

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Jasa Marga menunda pemberlakuan kenaikan tarif tol di sejumlah ruas di Indonesia termasuk Surabaya-Gempol karena menunggu Surat Keputusan Menteri Perhubungan. "Kenaikan tarif tol di Tanah Air memang sedang dikaji oleh pemerintah pusat meskipun keputusannya tidak hari ini atau akhir September 2011," kata Kepala Cabang PT Jasa Marga Surabaya Gempol Agus Purnomo di Surabaya, Rabu (28/9).

Menurut dia, kenaikan tarif tol pada Oktober 2011 sulit diberlakukan secara langsung atau memerlukan waktu sekitar tujuh hari pascapengumuman kenaikan tarif. "Apalagi, kami butuh waktu untuk melakukan sosialisasi dan segala persiapan baik mengganti seluruh papan tarif maupun ketentuan tarif di komputer," ujarnya.

Terkait proyeksi kenaikan tarif tol di ruas tersebut, kata dia, antara 11 persen hingga 12 persen. Besaran kenaikannya disesuaikan dengan Undang-Undang Jalan Tahun 2004 tentang Penyesuaian Tarif yang akan diberlakukan setiap dua tahun.

"Penyebab kenaikan per dua tahun adalah seluruh biaya untuk ruas tol meningkat seperti aspal dan biaya tenaga kerja," katanya.

Selain itu, katanya, biaya pemeliharaan pada 2011 untuk pengerasan aspal sepanjang tujuh kilometer di ruas Tol Surabaya-Gempol mencapai Rp 54 miliar. "Namun, kini penerapan tarifnya sekitar Rp 2.500 untuk setiap kendaraan golongan I dan Rp 3.000 untuk kendaraan golongan II," katanya.

Jika terjadi kenaikan, menurut dia, tarif tol kendaraan golongan I menjadi Rp 3.000 per unit sedangkan kendaraan golongan II menjadi Rp 3.500 per unit. "Walau tarif tol naik antara 11 persen hingga 12 persen, biasanya di lapangan terjadi pembulatan tarif ke pecahan Rp 500 terdekat," katanya.

Ia optimistis upaya tersebut dapat mengurangi antrean sejumlah kendaraan bermotor karena masyarakat tidak harus menunggu uang kembali. Pendapatan rata-rata Tol Surabaya-Gempol mencapai sekitar Rp 500 juta per hari.

"Dari jumlah tersebut, 75 persen merupakan kendaraan golongan I seperti bus dan mobil," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement