REPUBLIKA.CO.ID, MALANG – Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Jawa Timur tengah menggencarkan kampanye bebas Buta Aksara. Program ini merupakan bagian dari upaya menekan buta aksara.
Ketua Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur, Nina Soekarwo, mengatakan pihaknya bersama PKK di 38 kabupaten/kota berkomitmen untuk menurunkan tingkat buta aksara fungsional.
"Selama ini, masih banyak warga di pelosok Jawa Timur yang belum cukup memiliki kemampuan membaca dan menulis dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata Bude Karwo, panggilan akrab Nina, Selasa (26/9) di Malang.
Melalui Kelompok Kerja (Pokja) kabupaten/kota, kata Nina, pihaknya akan melakukan pendataan dan pendampingan untuk warga yang dinilai masih kurang pendidikan. Nantinya mereka akan diikuti program Wajib Belajar paket A. "Pemenuhan keaksaraan fungsional diharapkan dalam membantu percepatan memerangi buta aksara," ujarnya.
Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur menyebutkan prosentase angka buta huruf di Jawa Timur mengalami penurunan dari tahun 2004-2009. Dari data tersebut, pada 2004 prosentasenya mencapai 13,94 persen. Lalu pada 2005 menjadi 12,59 persen, 2006 mencapai 11,64 persen dan tahun 2007 turun 0,30 persen atau menjadi 11,34 persen. Tahun 2008 sebesar 10,7 persen dan 2009 menjadi 9,24 persen.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Malang, Yayu Rendra Kresna, menyambut baik kegiatan tersebut. Pasalnya, di Kabupaten Malang masih banyak terdapat warga yang buta huruf. Hal itu dikarenakan masih minimnya sarana pendidikan. "Kalau sudah instruksi Bude, saya pasti mengikuti," kata Yayu.
Kegiatan tersebut, kata Yayu, merupakan misi yang harus dilaksanakan oleh Tim PKK, karena menjadi landasan utama bagi PKK dalam merumuskan program. Selain bidang pendidikan, Yayu juga meminta Tim PKK turut andil dalam masalah kesehatan.