REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata memperkirakan peristiwa peledakan bom bunuh diri di GBIS Kepunton, Solo, pada Minggu (25/9) sekitar pukul 10.55 WIB tidak akan berdampak signifikan terhadap sektor pariwisata Solo dan Indonesia secara umum.
"Belum ada indikasi dan laporan pembatalan perjalanan ke Solo terkait peristiwa bom Solo dan kami yakin ini tidak akan berdampak signifikan terhadap pariwisata kita," kata Direktur Promosi Dalam Negeri Kemenbudpar , Muhammad Faried, di Jakarta, Senin (26/9).
Muhammad Faried mengatakan, bom yang meledak di Solo memiliki kecenderungan skala yang kecil sehingga diperkirakan tidak akan berdampak besar terhadap sektor pariwisata baik Solo maupun Indonesia secara umum.
Faried juga yakin peristiwa tersebut tidak akan mengoreksi target jumlah wisawatan mancanegara (wisman) yang akan datang melancong ke Indonesia meskipun Solo selama ini juga termasuk destinasi yang difavoritkan wisman.
"Kami perkirakan dampaknya tidak akan merembet ke destinasi-destinasi wisata yang lain sehingga tidak akan sampai mengurangi jumlah wisman yang datang ke Tanah Air," katanya.
Pihaknya akan mengupayakan promosi yang lebih intensif khususnya untuk Solo dan sekitarnya baik di dalam negeri maupun di luar negeri agar citra pariwisata kawasan segera pulih. Ia mengimbau seluruh pihak agar tetap waspada dan tidak terprovokasi dengan isu-isu negatif yang mengatasnamakan agama.
Terkait potensi penurunan jumlah wisman ke Solo, Faried mengatakan, telah terjadi kecenderungan penurunan jumlah wisman yang masuk melalui Bandara Adi Sumarmo, Solo, sejak Juli 2011.
"Memang dalam beberapa bulan terakhir ada kecenderungan wisman yang masuk melalui Adi Sumarmo turun," katanya.
Pihaknya menduga penurunan terjadi karena ada migrasi wisman ke pintu masuk yang lain seperti Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta dan Bandara Juanda di Surabaya yang memang mengalami kenaikan kedatangan wisman di luar dugaan.
Selama ini wisman yang datang ke Solo sebagian besar berasal dari negara-negara di kawasan ASEAN yang memiliki ciri khas hampir mirip dengan wisatawan domestik. Hal itu pula yang membuat Faried yakin, pariwisata Solo tidak akan terusik dengan kejadian peledakan bom tersebut.
"Wisman ASEAN cenderung sudah saling mengerti bahwa teror itu bisa terjadi di mana saja," demikian M. Faried.